Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Prabowo, Jepang Jual Mobil-Motor Dipermudah, tapi RI Jual Pisang Dipersulit

Kompas.com - 26/11/2023, 06:49 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Capres nomor urut dua, Prabowo Subianto, menceritakan kondisi Indonesia yang kerap kali mendapat perlakuan kurang adil dalam perdagangan internasional.

Ia mencontohkan, dalam perdagangan dengan Jepang, Indonesia kerap mendapatkan perlakuan yang tidak setara. Di mana Negeri Sakura sangat dipermudah saat berjualan kendaraan bermotor di Tanah Air.

"Beliau (Mendag Zulkifli Hasan) ke Tokyo, beliau negosiasi perdagangan antara dua negara. Masa, selama berapa puluh tahun, kita izinkan bangsa Jepang jual mobil (di Tanah Air)," kata Prabowo dikutip dari siaran YouTube Universitas Muhammadiyah Surabaya, Minggu (26/11/2023).

Kendati demikian, sebaliknya kata Prabowo, saat Indonesia mengekspor komoditas pisang ke Jepang, malah dipersulit.

Baca juga: Prabowo Mengaku Sedih dan Malu Ada Lansia 70 Tahun Masih Menarik Becak

"Toyota, Mitsubishi, Suzuki, Honda, (lalu ada) motor (buatan Jepang juga). Kita izinkan. Berapa juta motor setiap tahun kita izinkan (dijual di Indonesia). Televisi, Hitachi. Tapi kita mau jual pisang saja mereka (Jepang) tidak izinkan," beber Prabowo.

Prabowo menegaskan, Indonesia tidak anti-perdagangan bebas. Tapi, negara ini butuh perdagangan bebas yang adil dan setara.

"Kita setuju perdagangan bebas, we support free trade, but we want fair trade. Kita mau perdagangan bebas tapi juga mau perdagangan yang adil," ucap dia.

Prabowo mengibaratkan dalam perdagangan dengan negara-negara maju seperti Jepang layaknya lapangan sepak bola. Di mana posisi lapangan Indonesia lebih rendah.

Baca juga: Prabowo Mau Stop Impor BBM bila Jadi Presiden RI, Caranya Bagaimana?

"Kita mau main lapangan sepak bolanya datar dong. Jangan datar di sana lebih tinggi, kita rendah, lebih gampang bolanya ke sini. Kita mau ikut kamu, ikut seperti kamu, kita mau rakyat kita sejahtera, kita tidak mau rakyat kita terima UMR UMR UMR," ungkap Prabowo.

Rasa keberatan ini sejatinya sudah pernah ia sampaikan langsung saat dirinya bertemu dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kenji Kanasugi.

Dalam pertemuannya tersebut, Dubes Jepang sempat mengeluhkan kebijakan hilirisasi Indonesia.

"Saya hormat sama Jepang, saya kagum sama Jepang, tapi kita mau (negara ini) seperti Jepang, tak mau lagi saya jual kekayaan dengan harga murah. Gelondongan, kita olah semua kekayaan kita di Indonesia," ungkap Prabowo.

Baca juga: Bila Jadi Presiden RI, Prabowo Tak Mau Rakyat Cuma Digaji UMR

Bila memenangi Pilpres 2024, dia dan pasangannya Gibran Rakabuming Raka, mengklaim sudah memiliki sejumlah program andalan untuk membawa Indonesia menjadi negara yang maju dan makmur.

"Yang ingin saya lakukan dengan tim saya, Prabowo-Gibran, melanjutkan pondasi yang sudah kuat dilakukan oleh Presiden Jokowi, dan presiden-presiden sebelumnya, saya mau lakukan transformasi bangsa," ucap dia.

"Kita tidak lagi bicara reformasi. Kita mau transformasi, kita mau jadi negara maju, kita mau jadi negara makmur, kita mau jadi negara yang diramalkan oleh begitu banyak pakar, negara kelima atau keempat terkaya di dunia," kata dia lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com