Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengukur Urgensi Kereta di Pulau Dewata

Kompas.com - 01/01/2024, 14:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan parah sempat terjadi di Jalan Tol Bali Mandara yang mengarah ke Bandara I Gusti Ngurah Rai. Bahkan pada Jumat (29/12/2023) sejumlah orang memilih berjalan kaki ke bandara demi tidak tertinggal penerbangan pesawat.

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang menilai, kemacetan tersebut disebabkan oleh minimnya angkutan massal ke Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Sementara para wisatawan di Bali lebih memilih menyewa mobil untuk alat transportasi selama berlibur di Bali ketimbang menggunakan angkutan umum massal seperti bus.

Baca juga: Menhub Ungkap Penyebab Macet Ekstrem di Bali

"Penyebabnya adalah minimnya angkutan massal ke Bandara Bali baik bus atau angkutan KA (kereta api) tidak ada ke Bandara Bali. Jadi antar 1 orang saja diantar dengan 1 mobil ini yang bikin macet parah (stuck)," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (1/1/2024).

Untuk mencegah kemacetan terulang kembali, maka diperlukan penyediaan transportasi massal berupa bus sebagai solusi jangka pendek.

Namun untuk solusi kemacetan di Bali secara jangka panjang, pemerintah perlu membangun moda transportasi berbasis rel.

"Solusinya angkutan massal bus untuk quick win dan angkutan berbasis rel untuk jangka panjang," kata dia.

Baca juga: Urai Kepadatan di Bali, Shuttle Bus Tersedia di Beberapa Titik Tempat Wisata

Rencana LRT Bali

Hal yang sama diungkapkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi setelah membahas penanganan kepadatan lalu lintas dari dan menuju Bandara Ngurah Rai, Minggu (31/12/2023).

Rapat koordinasi tersebut dihadiri sejumlah pihak seperti Otoritas Bandara, Jasa Marga, Jasa Raharja, Angkasa Pura Indonesia, serta unsur terkait lainnya.

Menhub mengungkapkan, salah satu upaya penanganan jangka pendek yang dilakukan yaitu, menyediakan shuttle bus dari dan ke bandara, serta beberapa titik wisata di Bali seperti Nusa Dua, Sentral Parkir Sunset Road, serta Benoa. Bus juga berkeliling di sepanjang Kuta, Legian, serta Canggu dengan headway 15 menit.

Baca juga: AP I Layani 1,5 Juta Penumpang Saat Libur Natal 2023, Terbanyak di Bali

"Kami melalui Otoritas Bandara, bersama Kapolda, serta Gubernur Bali akan menginformasikan kepada masyarakat dan airlines, melalui media sosial bahwa tanggal 2 Januari 2024 kegiatan antar jemput bus shuttle sudah dijalankan," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Senin.

Menhub mengimbau kepada pemilik toko oleh-oleh dan restoran untuk membantu mengatur kendaraan para pengunjung, agar tidak menimbulkan kemacetan.

"Begitu kapasitas penampungan parkirnya sudah penuh agar dibatasi tidak sampai keluar ke jalan. Saya mohon Pak Kapolda supaya menempatkan anggota dan memberikan pengertian," ucapnya.

Baca juga: Apa Kabar Proyek LRT Bali?

Untuk penanganan jangka menengah, akan dilakukan perbaikan di area bandara oleh Angkasa Pura yaitu berupa penambahan kapasitas parkir dan penambahan jalur kendaraan menjadi 4 jalur. Kemudian, mengupayakan dibangun flyover untuk akses jalan menuju bandara yang akan dikoordinasikan dengan Kementerian PUPR.

Sedangkan untuk jangka panjang, pemerintah akan membangun kereta LRT dari bandara ke sejumlah titik yang selama ini lalu lintasnya padat seperti di Sunset Road, Legian, serta Canggu.

"Bali harus memiliki angkutan massal perkotaan. Tidak bisa lagi hanya menggunakan kendaraan pribadi, karena kunjungan wisata di sini semakin masif," tuturnya.

Baca juga: Menhub Buka-bukaan Pembangunan LRT Bali, Sumber Dana hingga Kurangi Macet

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com