Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Iman Sastra Mihajat, Ph.D
Mantan Head of Sharia, Oman Arab Bank

Mantan Head of Sharia, Oman Arab Bank

 

Potensi Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat Indonesia

Kompas.com - 04/01/2024, 08:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERKEMBANGAN perbankan syariah global terus menunjukkan tren positif termasuk di Indonesia.

Bahkan kontribusi bank syariah terhadap aset keuangan syariah secara global telah mencapai 80 persen, sangat mendominasi atas industri keuangan syariah lainnya seperti pasar modal syariah, asuransi syariah, dan industri syariah lainnya.

Di Indonesia, aset perbankan syariah per September 2023 telah menyentuh angka Rp 831,95 triliun berdasarkan data dari OJK, atau tumbuh 10,94 persen secara tahunan.

Meskipun terjadi kenaikan dari sisi aset, tetapi dari sisi pangsa pasar perbankan syariah secara nasional turun. Semester 1 2023 telah mencapai 7,31 persen turun menjadi 7,27 persen.

Artinya pertumbuhan perbankan syariah dibandingkan perbankan konvensional tergolong rendah.

Pertumbuhan aset perbankan syariah ditopang oleh tumbuhnya pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah yang mencapai Rp 564,37 triliun, meningkat 14,66 persen dibandingkan tahun lalu.

Dari sisi dana pihak ketiga, perbankan syariah juga mampu mencatatkan kinerjanya dengan baik dengan tumbuh sekitar 9,26 persen secara tahunan dengan nilai Rp 637,63 triliun.

Jika Indonesia ingin membesarkan pangsa pasar perbankan syariah, maka harus mengambil jalur konversi. Ketika hanya mengandalkan jalur normal, maka akan sangat sulit sekali pangsa pasar perbankan syariah menyaingi perbankan konvensional karena industri perbankan konvensional terlalu sangat besar untuk disaingi.

Di sisi lain, besarnya aset perbankan syariah sangat disayangkan mayoritas hanya disumbang oleh satu bank syariah besar, yaitu Bank Syariah Indonesia (BSI) dengan kontribusi 38,45 persen dari total aset perbankan syariah di Indonesia.

Per September 2023, aset BSI telah mencapai Rp 319,85 triliun atau tumbuh 14,23 persen secara tahunan.

Tahun 2024 ini, harapannya minimal ada tiga bank syariah besar baru yang mampu bersaing dengan BSI dengan aset menyentuh tiga digit.

Hal ini tentunya akan sulit terjadi jika tidak ada dukungan penuh pemerintah agar menghasilkan pasar syariah yang lebih efisien, kompetitif dan mampu bersaing di level nasional maupun global.

Dengan dukungan pemerintah akan berdampak pada sisi competitiveness bank syariah dengan bank konvensional besar dan mampu meningkatkan pangsa pasar secara signifikan.

Potensi merger BTN Syariah dan Bank Muamalat Indonesia

Saat ini, BTN syariah adalah UUS terbesar kedua setelah UUS Bank CIMB Niaga Syariah atau bank syariah terbesar nomor empat secara nasional dengan total aset per September 2023 mencapai Rp 48,41 triliun, naik 17,26 persen dibanding tahun sebelumnya.

Hal ini ditopang pembiayaan yang naik 17,94 persen dibanding tahun sebelumnya mencapai Rp 30,35 triliun.

Sebanyak 97,43 persen dari total pembiayaan BTN syariah disumbang pembiayaan perumahan sesuai dengan risk appetite induknya seperti Bank BTN.

Hal ini justru dinilai sangat positif karena belum ada bank syariah yang spesialis di pembiayaan perumahan, khususnya di sektor perumahan subsidi.

Spesialis ini justru nanti akan memberikan dampak positif ketika BTN syariah UUS merger dengan Bank Muamalat Indonesia yang fokusnya di pembiayaan retail.

Sedangkan Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang akan demerger dengan BTN Syariah per September 2023 memiliki aset yang juga jumbo sebagai bank syariah terbesar kedua setelah BSI.

Saat ini, BMI mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 10,7 persen (yoy) sebesar Rp 66,2 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp 59,8 triliun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com