Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Iman Sastra Mihajat, Ph.D
Mantan Head of Sharia, Oman Arab Bank

Mantan Head of Sharia, Oman Arab Bank

 

Potensi Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat Indonesia

Kompas.com - 04/01/2024, 08:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Setiap ada konversi bank daerah menjadi syariah, kenaikan pangsa pasar syariah mengalami pertumbuhan signifikan, dari 5 persen, menjadi 6 persen, dan sekarang di level 7 persen.

Harapannya kedepan, tentunya masyarakat menunggu komitmen tiga calon presiden dan wakil presiden dalam mengembangkan industri perbankan dan keuangan syariah dilihat dan visi misi setiap kandidat.

Apakah mereka memiliki pandangan yang jauh terkait pengembangan perbankan syariah khususnya mengonversi bank BUMN besar menjadi bank syariah seperti BRI, misalnya, sehingga mampu bersaing dengan bank syariah global syariah seperti Saudi National Bank, Bank Al Rajhi, Maybank dan Dubai Islamic Bank.

Nama baru pasca-merger and acquisition

Brand atau nama bank adalah salah satu unsur penting dalam kesuksesan bank syariah. Merek juga akan membantu bank agar mudah dikenal dan tentunya tujuannya meningkatkan awareness terhadap produk yang akan dijual dan diluncurkan.

Ia juga bisa menggambarkan image bisnis bank syariah ini. Maka, penulis ingin mengusulkan nama yang sesuai agar nilai-nilai syariah tetap melekat pasca-M&A BTN Syariah dan BMI.

Sebenarnya ada beberapa masukan nama dari para stakeholder perbankan syariah yang tujuannya agar perjuangan para pendahulu tidak lekang oleh waktu dan nama pioneer bank syariah pertama murni syariah tetap terpampang di daftar nama-nama perbankan syariah di Indonesia.

Paling masuk akal adalah menggabungkan dua nama bank besar ini menjadi satu nama layaknya beberapa pengalaman merger bank nasional seperti merger bank CIMB dan Niaga menjadi CIMB Niaga, merger dan akuisisi Bank Panin Syariah dan Dubai Islamic Bank menjadi Panin Dubai Syariah, atau merger dan akuisisi Maybank dan BII menjadi Bank BII Maybank, meskipun saat ini hanya menyisakan Bank Maybank.

Nama yang paling tepat untuk kedua bank hasil merger ini adalah Bank BTN Muamalat atau Bank BTN Muamalat Indonesia.

Dua nama besar bank ini tetap melekat pada bank baru nanti sehingga nasabah lama juga tidak bingung atau bertanya-tanya, bank apa ini.

Opsi kedua adalah memiliki nama baru, meskipun ini tidak semua setuju. Namun opsi ini juga akan membawa nama baru dan semangat baru bagi institusi baru pascamerger sebagaimana merger BSM, BNIS dan BRIS membawa nama baru, yaitu Bank Syariah Indonesia (BSI).

Hingga saat ini, masyarakat Indonesia telah terbiasa dengan kata BSI untuk bank syariah. Merek ini dinilai sukses karena sangat mudah diingat oleh stakeholder perbankan syariah.

Sehingga, menurut penulis, nama yang paling layak untuk bank syariah baru pascamerger adalah BSN. Kata BSN bisa disingkat dari kata Bank Syariah Negara, Bank Syariah Nasional atau Bank Syariah Nusantara.

Jadi di level nasional, stakeholder perbankan syariah akan lebih mudah mengingat bank syariah pemerintah, pertama BSI dan kedua BSN.

Hal ini untuk memudahkan masyarakat untuk mengingat jika membutuhkan layanan bank syariah, BSI atau BSN.

Imbas positifnya adalah, ketika salah satu layanan bank syariah besar down, masih ada layanan bank syariah besar lain yang bisa menjadi alternatif nasabah syariah.

Jangan sampai terjadi lagi seperti yang dialami BSI sebelumnya, ketika layanan down total, masyarakat kebingungan bagaimana melakukan transaksi harian karena hampir semua dana mereka simpan di satu bank syariah besar dan tidak memiliki opsi lain selain BSI.

Jika merger BTN Syariah dan BMI terjadi, maka menjadi nilai positif dan baik untuk umat dan industri perbankan syariah secara umumnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com