Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Studi: Gelombang PHK 2023 Bakal Pengaruhi Mentalitas Karyawan

Kompas.com - 04/01/2024, 18:39 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tahun lalu dapat memengaruhi mentalitas karyawan pada 2024.

Di Amerika Serikat, lebih dari 305.000 pekerja mengalami PHK sepanjang 2023. Pemangkasan karyawan tersebut didominasi oleh perusahaan teknologi, tetapi kemudian menyebar ke berbagai industri lain.

Kepala Ekonom Glassdoor Aaron Terrazas mengatakan, banyak perusahaan harus mengambil keputusan sulit untuk mengurani jumlah pegawainya.

"Terutama dengan ketidakpastian ekonomi di awal tahun 2023,” kata dia dikutip dari CNBC, Kamis (4/1/2023).

Baca juga: BUMN Waskita Karya PHK 500 Karyawan, Bakal Berlanjut Tahun Depan?

Di sisi lain, PHK karyawan ini ternyaa berdampak pada mentalitas pekerja. Pasalnya, terjadi penurunan kepuasan dan keterlibatan karyawan perusahaan. Di sisi lain, posisi manajer menengah (mid-manager) justru mengalami peningkatan tekanan kerja.

Aaron memproyeksikan, hal itu masih akan berlanjut pada 2024.

Laporan Glassdoor 2024 Workplace Trends yang dirilis pada November 2023 menganalisis aspek kepuasan karyawan, manajer menengah, dan bawah di lebih dari 100 perusahaan yang mengalami PHK besar-besaran.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, Aaron memprediksi akan ada beberapa langkah yang dilakukan perusahaan ke depan.

Laporan tersebut menemukan, 30 hari pertama setelah PHK berdampak pada penurunan peringkat perusahaan secara keseluruhan di semua aspek kepuasan karyawan.

Laporan tersebut menemukan, peringkat budaya dan nilai, serta keseimbangan kehidupan kerja terus menurun, bahkan 5 bulan setelah PHK.

Hal ini terjadi karena dampak PHK terhadap budaya kantor, keterlibatan karyawan, dan masalah keseimbangan kehidupan kerja seperti kelelahan lebih terasa dalam jangka panjang.

Perusahaan dapat menaikkan kompensasi secara historis untuk meningkatkan semangat kerja karyawan. Namun, cara ini tidak populer digunakan karena anggaran perusahaan yang terbatas.

Tak hanya itu, PHK massal tahun lalu juga akan berdampak pada manajer kelas menengah. Manajer kelas menengah akan merasakan tekanan yang lebih besar di masa pemangkasan biaya operasional ini.

Baca juga: Amazon Kembali PHK Ratusan Karyawan

Di satu sisi mereka ditugaskan untuk mendorong pekerja junior meningkatkan produktivitas. Hal itu masih dibarengi dengan kebijakan perusahaan yang meminta karyawan di garis depan untuk bekerja lebih keras.

Sementara, posisi menejer menengah juga tergolong rawan terkena kebijakan PHK perusahaan.

"Dengan perusahaan-perusahaan yang berfokus pada produktivitas dan mereka dapat memangkas biaya, manajer menengah adalah target alami dari penghematan biaya tersebut,” terang Aaron.

“Mereka sendiri menghadapi tekanan PHK karena perusahaan berupaya untuk meratakan organisasi mereka,” tandas dia.

Baca juga: Spotify Bakal PHK 1.500 Pegawai untuk Pangkas Biaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com