Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Mau Impor 1,5 Juta Sapi, Asosiasi Koperasi Susu Berikan 4 Catatan

Kompas.com - 05/01/2024, 14:48 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto mengatakan, program bagi-bagi susu gratis harus mengimpor 1,5 juta sapi.

Sebab, susu yang berasal langsung dari sapi lebih bagus ketimbang susu kemasan yang banyak gula dan pengawet.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Dedi Setiadi mengatakan, upaya impor sapi yang ingin dilakukan Prabowo harus mempertimbangkan beberapa hal.

Baca juga: Penjelasan TKN Prabowo-Gibran soal Urgensi Badan Penerimaan Negara

Pertama, impor sapi harus dilakukan dari negara yang terbebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan.

"Impor sekarang ini tepat karena sapi kita berkurang pasca PMK, tapi harus dari negara yang bebas dari penyakit, itu wajib, karena memang takutnya ketika impor membawa penyakit ke Indonesia," kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/1/2024).

Kedua, Prabowo harus menentukan jutaan sapi impor tersebut akan dipelihara kepada siapa saja, apakah peternak sapi perah yang sudah ada atau memberikan kepada peternak baru.

Baca juga: Jika Prabowo Terpilih, APBN Rogoh Rp 450 T untuk Makan Siang Gratis

Kemudian, skema pemberian sapi tersebut harus dijelaskan apakah diberikan secara gratis kepada peternak atau ada kewajiban membeli sapi impor.

"Kalau beli (sapi) peternak enggak akan mampu beli sapi impor, harganya sekitar Rp 25 juta sampai Rp 30 juta, memang pemerintah harus menyiapkan dana untuk meng-cover kelebihan harga atau selisih impor dan sapi dalam negeri," ujarnya.

Ketiga, Prabowo dan timnya dinilai perlu memerhatikan lahan rumput bagi sapi-sapi impor tersebut agar pakan sapi terjaga.

Baca juga: TKN: Prabowo-Gibran Tidak Berencana Menaikkan Rate Pajak

Dedi mengatakan, hampir 70 persen peternak sapi perah tidak memiliki lahan rumput, dan 20 persen peternak memiliki lahan rumput, namun, tidak memadai.

Keempat, Dedi mengatakan, Prabowo juga perlu memastikan industri pengolah susu berkomitmen dalam program gratis susu agar susu sapi tidak terbuang sia-sia.

"Harus ada komitmen dari industri pengolah susu, industri pengolah susu swasta atau pun milik koperasi yang siap menampung seluruh produk susu karena susu cepat rusak enggak bisa nunggu satu hari," ucap dia.

Baca juga: Anggaran Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Setara 4 Kali Lipat Bangun Kereta Cepat Whoosh

Sebelumnya diberitakan, Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto mengatakan, program bagi-bagi susu gratis harus mengimpor 1,5 juta sapi.

Menurut Prabowo, impor sapi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan minimal sapi dalam memproduksi susu, yakni sebanyak 2,5 juta ekor.

Hal tersebut Prabowo sampaikan dalam diskusi bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2024).

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com