Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyeksi Bank Dunia: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bakal Melambat Tahun Ini

Kompas.com - 10/01/2024, 12:32 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

WASHINGTON, KOMPAS.com - Laporan Prospek Ekonomi Global terbaru dari Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan turun pada 2024 dan 2025.

Berdasarkan perkiraan Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan berada di kisaran 5 persen pada 2023.

Namun begitu, pada 2024 dan 2025 proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia justru turun menjadi 4,9 persen.

Secara keseluruhan, Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi di wilayah Asia Timur dan Pasifik memiliki risiko penurunan.

"Terutama berkaitan dengan potensi pertumbuhan China yang lebih lemah dan ketegangan geopolitik yang meningkat," tulis laporan tersebut, dikutip Rabu (10/1/2023).

Baca juga: Ramalan Bank Dunia: Pertumbuhan Ekonomi Global Melambat, Negara Berkembang Tertekan

Dalam laporan yang sama, pertumbuhan ekonomi di wilayah kawasan Asia Timur dan Pasifik secara umum diproyeksikan melambat menjadi 4,5 persen pada 2024 dan 4,4 persen pada 2025.

Sebagian besar hal tersebut disebabkan oleh perlamabatan pertumbuhan di China.

Ketika dibandingkan proyeksi sebelumnya, pertumbuhan ekonomi di Asia Timur dan Pasifik diperkirakan akan lebih rendah 0,1 persen pada 2024 dan 2025.

Meskipun demikian, permintaan domestik terutama konsumsi pribadi yang solid di Asia Timur dan Pasifik diharapkan dapat menjadi penggerak pertumbuhan. Sayangnya, hal ini tidak terjadi di China.

Baca juga: Menyikapi Situasi Perekonomian Global

 


Inflasi yang moderat dan pasar tenaga kerja yang kuat, didukung oleh aktivitas jasa yang baik, diharapkan dapat menopang pengeluaran rumah tangga.

Di sisi lain, berbagai risiko tetap perlu diwaspadai kawasan Asia Timur dan Pasifik.

Laporan tersebut mengungkapkan, konflik yang terjadi di Timur Tengah dapat meningkatkan risiko ketidakpstian dan mengganggu pasokan energi.

Tak hanya itu, negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik juga menghadapi risiko lain seperti pelemahan perdagangan global yang berkepanjangan dan kondisi keuangan yang lebih ketat.

Hal itu masih ditambah dengan adanya cuaca ekstrem terkait perubahan iklim yang merugikan.

Ketidakpastian yang tinggi atau kelemahan perdagangan yang berlanjut dapat menyebabkan kelesuan pertumbuhan investasi.

"Itu akan merugikan pertumbuhan output potensial di kawasan ini," tulis laporan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com