Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Praktik Carbon Capture and Storage Tak Bisa Diburu-buru, Bangun Kesadaran akan Energi Hijau Dulu

Kompas.com - 30/01/2024, 21:22 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembahasan mengenai carbon capture and storage (CCS) belakangan mengemuka. CCS adalah teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) yang dilepaskan ke atmosfer.

Lewat dua istilah tersebut, jejak karbon, pemanasan global, dan perubahan iklim yang selama ini hanya dipahami industri, pelan-pelan mulai jadi obrolan masyarakat, bahkan yanga awam sekalipun.

Pada dasarnya, teknologi tersebut merupakan rangkaian pelaksanaan proses yang berkaitan satu sama lain, mulai dari pemisahan dan penangkapan (capture) CO2 dari sumber emisi gas buang (flue gas), pengangkutan CO2 tertangkap ke tempat penyimpanan (transportation), dan penyimpanan ke tempat yang aman (storage).

Baca juga: Penerapan Carbon Capture, Upaya Mencapai Target Produksi Migas Sekaligus NZE

Ilustrasi penerapan teknologi Carbon Capture and Storage.DOK. Shutterstock/Sutthiphong Chandaeng Ilustrasi penerapan teknologi Carbon Capture and Storage.

Pemisahan dan penangkapan CO2 dilakukan dengan teknologi absorpsi. Teknologi ini sudah cukup lama dikenal oleh kalangan industri. Namun, implementasi yang lebih luas belum lah banyak.

“Sebetulnya praktik soal carbon storage yang digembar-gemborkan masih memerlukan banyak studi kelayakan, khususnya jika mau diterapkan di Indonesia. Bila merujuk pada studi yang ada, Indonesia masih punya banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan sampai praktik tersebut bisa dilakukan," kata Presiden Direktur PT Atap Surya Kodratul Safti dalam keterangannya, Selasa (30/1/2024).

"Studi yang layak perlu dilakukan untuk memastikan apakah tanah kita (di Indonesia) sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan untuk difungsikan sebagai carbon storage,” ujar Safti.

Safti menjelaskan studi yang saat ini ada membuktikan bahwa belum semua tempat atau lokasi cocok menjadi area penyimpanan karbon.

Baca juga: Andalkan Carbon Storage, Indonesia Berpotensi Simpan Emisi Nasional hingga 482 Tahun

Safti juga menyoroti pentingnya untuk menggandeng Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan para ahli di bidang lingkungan.

“Bersama-sama, kita perlu memahami dan memastikan bahwa risiko yang dihasilkan dari penerapan praktik CCS tersebut tidak menjadi pengaruh buruk di masa depan bagi lingkungan dan masyarakat,” jelas Safti.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com