JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk melaporkan telah menyalurkan KPR ke sektor informal sebanyak sekitar 133.000 unit atau sekitar Rp 22 triliun.
Jika mengacu pada data sejak BTN dipercaya sebagai bank penyalur KPR pertama kalinya pada Desember 1976 atau 47 tahun lalu, maka angkanya lebih besar lagi. Perseroan sejak 47 tahun lalu telah menyalurkan KPR ke sektor informal sekitar 410.000 unit atau senilai sekitar Rp 52 triliun.
“Sektor informal menjadi fokus kami dalam lima tahun terakhir. Kami telah menyalurkan pembiayaan perumahan kepada driver ojek online, pedagang pasar, marbot masjid Istiqlal, tukang cukur garut, guru honorer di daerah Kendal dan sektor informal lainnya,” kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam keterangannya, Minggu (4/2/2024).
Baca juga: BTN Sediakan KPR Syariah, Jangka Waktu hingga 30 Tahun
Menurut Nixon, sektor pekerja informal dinilai sebagai segmen yang potensial untuk digarap bisnis jasa layanan perbankan.
Selain karena jumlahnya yang sangat besar, masih banyaknya yang belum mengakses layanan keuangan menjadi tantangan tersendiri bagi bank untuk bisa mencarikan solusi bagi pekerja informal.
Untuk itu, pihaknya bersama pemerintah dan BP Tapera terus berkolaborasi untuk memenuhi kebutuhan pekerja informal dalam memiliki rumah yang layak huni.
Setelah sebelumnya, pemerintah menerbitkan skema KPR sektor informal dengan produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT), kini BTN berkolaborasi dengan BP Tapera meluncurkan produk Tabungan BTN Rumah Tapera.
Baca juga: OJK Sebut Kredit Macet Paylater Buat Anak Muda Susah Punya KPR
Produk ini menyasar kalangan pekerja informal melalui kredit pemilikan rumah (KPR) berskema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).