Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Berinvestasi dengan Bijak: Tips dan Strategi untuk Generasi Muda

Kompas.com - 16/02/2024, 08:32 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Investasi merupakan kompas bagi anak muda untuk mencapai kesejahteraan. Bukan hanya soal menambah pundi-pundi uang, investasi adalah perjalanan yang mengajari kedisiplinan, kesabaran, dan pengambilan keputusan.

Pengajar program Bachelor of Commerce James Cook University, Singapore, Dr. T Y Thong mengatakan, anak muda perlu merencanakan bagaimana mereka mencapai tujuan keuangannya.

“Saat orang memasuki tahapan kehidupan, seperti usia 30 tahun, 40 tahun, hingga setelah pensiun, mereka harus memikirkan bagaimana mencapai tujuan keuangan tersebut. Itulah kenapa investasi sangat penting,” ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (16/1/2024).

Dia menjelaskan, dengan berinvestasi, anak muda dapat menyiapkan berbagai kebutuhan di masa depan, seperti membeli rumah, mobil, atau membangun keluarga.

Kemudian, jika anak muda memulai berinvestasi sejak dini, risiko investasi yang mereka hadapi akan relatif lebih kecil.

Baca juga: Dosen Psikologi JCU, Singapore Jelaskan Peran Orangtua dalam Memilih Jurusan Kuliah

Dengan berinvestasi sejak dini, anak muda juga tidak membutuhkan banyak uang karena mereka dapat memulai dengan jumlah yang kecil.

Tak kalah penting, berinvestasi sejak dini dapat membuat anak muda belajar tentang investasi dan mendapatkan pengalaman lebih awal.

“Mempelajari investasi sangat penting, tak peduli kamu miskin atau kaya. Ini adalah ilmu untuk mencapai tujuan,” ujarnya. 

Lebih lanjut, Dr. Thong mengatakan, manusia sekarang hidup pada era nilai inflasi yang tinggi. 

“Jika kita menabung di bank, uang itu tidak bisa “mengalahkan” nilai inflasi. Oleh karenanya, anak muda perlu memikirkan cara berinvestasi yang dapat mengalahkan inflasi,” katanya.

Baca juga: Lulus dari JCU Singapore, Alumni Asal Bali Ini Temukan Segudang Manfaat Psikologi

Memahami jenis investasi

Doctor of philosophy (PhD) untuk Finance itu membagi jenis investor muda ke dalam dua kelompok. Pertama, tipe investor pasif, yakni orang yang tidak aktif mengikuti atau memonitor investasi.

Untuk investor jenis ini, dia merekomendasikan reksa dana dan exchange traded fund (ETF) yang cocok untuk investasi jangka panjang dan investor tidak terlalu mengikuti dunia investasi.

Kedua adalah investor aktif, yakni investor yang agresif dan telah memiliki pengetahuan terkait investasi serta mengetahui cara mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi.

Untuk investor jenis ini, Dr. Thong merekomendasikan berinvestasi saham karena mereka dapat mengidentifikasi saham yang nilainya kecil, tetapi mempunyai potensi besar pada masa depan. 

“Saran saya untuk yang baru berinvestasi, pilihlah jenis instrumen yang paling nyaman atau familier. Indeks saham juga merupakan bentuk investasi yang terdiversifikasi dan nilainya naik dalam periode lama,” katanya.

Baca juga: Kisah Lulusan JCU, Singapore yang Layani Jual Beli Properti dan Perusahaan dengan 50 Cabang di Indonesia

Risiko investasi dan cara memitigasinya 

Dr. Thong menambahkan, sebelum berinvestasi, investor harus memahami bahwa kegiatan ini memiliki risiko. Bahkan, terdapat adagium populer high risk, high return yang menggambarkan risiko berinvestasi. 

Namun, ungkapan itu berkonotasi negatif. Sebagai ganti, dia memberikan alternatif lain, yakni no risk, no return yang menekankan keniscayaan risiko dalam berinvestasi. 

“Akan selalu ada risiko dalam berinvestasi dan keuntungan yang diraih merupakan kompensasi dalam mengambil risiko tersebut,” ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com