Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Puji Astuti
Karyawan BUMN

Pemerhati ekonomi dan UMKM

Menghindari Inflasi Pangan

Kompas.com - 16/02/2024, 09:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BADAN Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa inflasi Januari 2024 sebesar 0,04 persen (month to month/mtm) sehingga inflasi tahunan menjadi 2,57 persen (year on year/yoy) atau lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 2,61 persen (yoy).

Berdasarkan pengelompokannya, inflasi tahunan untuk kelompok inti tercatat 1,68 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Inflasi harga yang diatur pemerintah atau administered prices pada periode laporan juga tercatat stabil di level 1,74 persen (yoy) pada periode laporan.

Terdapat fenomena menarik pada pembentuk inflasi Januari 2024, yaitu tingginya harga pangan bergejolak atau volatile food yang mempunyai tren di atas dua kelompok inflasi yang lain, terutama pada komoditas beras.

Hal ini disebabkan adanya dampak lanjutan dari el nino pada 2023, yang masih dirasakan sampai saat ini.

Mengutip siaran pers Badan Pangan Nasional (Bapanas), terdapat prediksi Badan Pusat Statistik (BPS) yang memperkirakan Indonesia akan mengalami defisit beras sebesar 2,83 juta ton pada Januari-Februari 2024.

Terlebih adanya banjir di beberapa wilayah sentra beras di Indonesia pada awal Februari 2024, misalnya di Kabupaten Demak dan sekitarnya.

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak mencatat terdapat 1.400-an hektare areal tanaman padi tergenang banjir.

Kondisi tersebut berdampak terjadinya gagal panen sehingga terdapat potensi permintaan yang belum dapat dipenuhi oleh ketersediaan pasokan. Oleh karena itu, naiknya inflasi volatile food pada awal 2024 adalah hal yang patut diwaspadai.

Bagian dari langkah konkret yang telah dilakukan Bank Indonesia bersama Pemerintah dalam pengendalian inflasi, yaitu melalui High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (HLM TPIP).

Pada pertemuan tersebut menghasilkan tujuh langkah strategis pengendalian inflasi tahun 2024. Salah satunya, yaitu pengendalian inflasi kelompok volatile food agar dapat terkendali di bawah 5 persen dengan fokus pada komoditas beras, aneka cabai dan aneka bawang.

Sebagai upaya untuk mengoptimalkan langkah pengendalian inflasi pangan, Pemerintah bersama Bank Indonesia telah mencanangkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang fokus mendorong produksi dan mendukung ketahanan pangan secara menyeluruh.

Kebijakan untuk menjaga stabilitas harga ketiga komoditas tersebut sangatlah strategis karena tergolong bahan makanan pokok mempunyai porsi besar dalam pembentukan inflasi dan termasuk barang yang mudah rusak (perishable).

Inflasi beras perlu untuk senantiasa dijaga karena merepresentasikan keterjangkauan harga pangan yang mampu diakses oleh masyarakat.

Diversifikasi dan hilirisasi Pangan

Ahli food science and nutrition, Hadi Riyadi menyampaikan bahwa diversifikasi pangan merupakan suatu proses pemilihan pangan yang tidak hanya tergantung pada satu jenis pangan, melainkan memiliki beragam pilihan terhadap berbagai bahan pangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com