Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Beri Waktu Sebulan ke Bumiputera untuk Revisi Rencana Penyehatan yang Realistik

Kompas.com - 20/02/2024, 20:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunggu rencana penyehatan keuangan (RPK) teranyar dari Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1902. Hal ini lantaran RPK sebelumnya belum dapat dipenuhi, sehingga program yang dibuat belum diimplementasikan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan, pada 2 Februari 2024 OJK telah memanggil seluruh Badan Perwakilan Anggota (BPA).

"Mereka harus buat revisi RPK paling lambat satu bulan, nanti Maret akan menyampaikan," kata dia usai Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024, Selasa (20/2/2024).

Ia menekankan, RPK Bumiputera nantinya harus lebih realistis dan dapat dilaksanakan. Pada intinya, RPK harus bisa membuat Bumiputera hidup dengan program yang baru.

Baca juga: OJK Nilai Rencana Penyehatan AJB Bumiputera 1912 Jauh dari Target

Sebagai langkah awal, nantinya Bumiputera akan menjual aset yang nonproduktif dan tidak berkaitan dengan asuransi.

Dengan begitu, akan terjadi penyusutan ukuran perusahaan, atau rightsizing dan downsizing. Harapannya dengan begitu, perusahaan dapat berkalan dalam ukuran yang lebih kecil.

"Itu kamu tunggu RPK-nya di Maret," imbuh dia.

Ogi menyampaikan, bisnis baru Bumiputera memang telah berjalan tetapi realisasinya sangat kecil. Untuk dapat melancarkan penjualan bisnis baru, penting adanya RPK yang baru tersebut.

Adapun, ukuran aset Bumiputera yang tergolong besar membuatnya lebih sulit dijual.

Baca juga: Usai Pemilu 2024, Bos OJK Sebut RI Tak Wait and See Lagi

Sementara, aset Bumiputera banyak berupa gedung dan kantor yang ada di setiap kota. Menurut Ogi, Bumiputera tidak membutuhkan gedung dan kantor di setiap kota.

"Aset yang lebih kecil nilianya lebih mudah dijual,jadi mereka menguragi aset non produkti atau aset yang tidak diperlukan," jelas dia.

Lebih lanjut, Ogi menyebut Bumiputera tidak dapat terus menerus mengandalkan pencairan dana jaminan. Hal ini lantaran Bumiputera nantinya harus menghidupi pembayaran klaim dari bisnisnya.

"Dari premi yang dikumpulkan," tandas dia.

Baca juga: Rencana Penyehatan Tersendat, OJK Bakal Panggil Pengurus AJB Bumiputera


Sebelumnya, OJK menilai implementasi rencana penyehatan keuangan (RPK) Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 belum optimal.

Program dan target yang ditetapkan dalam RPK banyak yang tidak tercapai.

"Perolehan premi dan kerja sama penutupan asuransi jauh dari target dan belum ada realisasi optimalisasi atau pelepasan aset properti," tutup Ogi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com