Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kominfo Gelar Program Akselerator Startup Batch 8, Sasar Usaha Baru dengan Bisnis Berkelanjutan

Kompas.com - 25/02/2024, 10:23 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) resmi memulai program akselerator Startup Studio Indonesia (SSI) Batch 8.

Berbeda dengan batch sebelumnya, pada gelaran kali ini, ditujukan untuk menjawab pergeseran tren pendanaan dengan fokus investor yang beralih ke profitability dan sustainable investing.

Untuk itu, Kominfo mendapuk 17 startup dari berbagai industri sebagai startup tahap awal (early-stage) dalam dalam SSI Batch 8.

Bimbingan yang akan diberikan ke 17 startup itu antara lain untuk memperkuat lini produk digital, model bisnis hingga strategi mencapai Product-Market Fit.

Baca juga: Visa Bakal Beri Pendanaan untuk Startup Baru Lewat Program Ini

Sonny Sudaryana, Koordinator Startup Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia mengatakan, program akselerator ini diminati startup pemula, hingga sampai batch 8.

Tak hanya itu, pesertanya juga makin beragam seiring berkembangnya berbagai tren sektor industri seperti AI, fintech, green tech, dan ed-tech . Sonny menilai, keragaman peserta Batch 8 ini menunjukkan potensi inovasi yang kuat di Indonesia.

"Kami berharap, melalui dukungan yang tepat, SSI akan terus mendorong Indonesia menjadi pusat inovasi digital yang berdaya saing tinggi sekaligus menciptakan solusi yang relevan untuk para startup agar bisa memperluas jangkauan bisnis mereka di pasar nasional maupun internasional," ujarnya melalui keterangan tertulis, Minggu (25/2/2024).

Baca juga: Antler Kucurkan Pendanaan hingga Rp 75 Miliar untuk 37 Startup di Asia Tenggara

Italo Gani, Managing Partner Impactto dan Strategic Partner Startup Studio Indonesia menambahkan, pada SSI Batch 8 ini ia melihat adanya peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi oleh para startup dalam menjawab pergeseran tren pendanaan yang berfokus pada profitability dan sustainable investing.

Oleh karena itu, menurutnya penting bagi para startup agar fokus dalam menyesuaikan model bisnisnya untuk memenuhi kriteria investasi yang lebih selektif.

"Di tahun ini, saya melihat terdapat semakin banyak startup yang menawarkan solusi untuk berbagai tantangan dan kebutuhan yang dihadapi oleh masyarakat. Tapi dengan adanya kemampuan bisnis dan pendekatan berbasis PMF yang kuat, saya yakin ke-17 startup ini mampu mencapai bisnis yang tidak hanya profitable namun juga berkelanjutan," ujarnya.

Baca juga: Pada 2024, PLN Akan Aktif Jadi Inkubator Startup Energi

Salah satu alumni Startup Studio Indonesia, Agusti Salman Farizi (Bojes) selaku Co-Founder dan Presiden, AMODA sebuah perusahaan teknologi properti dan konstruksi yang merevolusi proses konstruksi konvensional, membagikan pengalamannya setelah mengikuti program akselerasi intensif ini.

Menurut dia, salah satu hal terpenting dalam pengembangan startup adalah relasi dan koneksi di lanskap digital. Program Startup Studio Indonesia membekali AMODA dengan membuka jaringan yang luas dan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing startup, hal tersebut menjadi salah satu faktor esensial untuk optimalisasi bisnis kami.

"Hal ini menjadi bukti nyata betapa pentingnya dukungan yang tepat dalam perjalanan sebuah startup," kata Agusti.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com