Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Ungkap Potensi Hilirisasi Rumput Laut, Bakal Dieksplor seperti Batu Bara

Kompas.com - 01/03/2024, 18:10 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B Pandjaitan mengatakan, nilai perdagangan rumput laut global mencapai 3,7 miliar dollar AS atau Rp 57 triliun.

Luhut mengatakan, Indonesia berkontribusi 16 persen dari total perdagangan rumput laut global yakni 600 juta dollar AS atau sekitar Rp 9 triliun.

Ia mengatakan, merujuk hasil penelitian Prof. Shrikumar Suranarayan, rumput laut di perairan Indonesia memiliki potensi besar untuk perekonomian nasional.

Baca juga: Mengintip Potensi Bisnis Digitalisasi Rumput Laut

"Beliau (Prof. Shrikumar Suranarayan) menyebutkan bahwa Indonesia diberkahi satu hal luar biasa yang tidak dimiliki negara manapun, yaitu matahari yang bersinar sepanjang tahun," kata Luhut melalui akun resmi Instagramnya @luhut.pandjaitan dikutip Jumat (1/3/2024)

Luhut mengatakan, pendapatan negara akan semakin besar bila pemerintah membudidayakan dan mengembangkan produk turunan rumput laut di dalam negeri sendiri.

Ia mengatakan, komoditas rumput laut akan dieskplor potensi industrinya seperti batu bara. Hal ini, kata Luhut, bisa menjadi fokus pemerintah selama 5-10 tahun ke depan.

"Jika kita kerjakan secara optimal, program ini tidak hanya akan berkontribusi terhadap upaya menahan laju perubahan iklim, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir, serta yang paling penting yaitu mengurangi ketergantungan Indonesia pada sektor pertambangan," ujarnya.

Luhut mengatakan, upaya hilirisasi rumput laut sudah dimulai sejak 2 tahun yang lalu, dan pemerintah akan mengeksplorasi potensi kekayaan “Emas hijau di lautan” tersebut dengan memulai pilot project 100 Ha di Lombok Timur yang dimulai oleh Sea6 bersama stakeholder lainnya.

Terakhir, Luhut mengatakan, setiap 100 Ha Budidaya Rumput Laut Skala Besar akan menghasilkan 10.000-15.000 ton produksi rumput laut basah per tahun, ratusan tenaga kerja langsung dari warga sekitar pesisir, dan sekitar 1 juta liter produksi biostimulant atau pupuk organik yang dapat mencakup 1-2 juta lahan pertanian.

"Selain biostimulant, hasil panen yang kemudian langsung diolah lewat pabrik nantinya juga mampu memproduksi seperti biofuel, biodegradable plastic, dan bahan pangan bernilai gizi tinggi," ucap dia.

Baca juga: Bumi Makin Panas, Luhut Akan Konservasi Mangrove 400.000 Hektar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com