Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu 2024 Diperkirakan Satu Putaran, Simak 5 Tips Atur Portofolio Investasi

Kompas.com - 02/03/2024, 13:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilu 2024 yang diperkirakan akan berlangsung satu putaran dinilai memberikan sentimen positif di pasar keuangan. Hal ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengatur kembali investasi agar mendatangkan hasil yang baik.

EVP Wealth Management BCA Indrawan B mengatakan, sentimen ini memberikan kepastian bagi para pelaku pasar untuk kembali lagi berinvestasi, setelah sebelumnya wait and see.

“Kemarin kan kita ada launching ORI025, sampai dengan hari sebelum pemilu 14 Februari 2024, penjualan kita itu biasa saja. Enggak sampai meledak banget, tapi selesai Pemilu, dan hasilnya diperkirakan satu putaran, itu lonjakannya lumayan jauh,” ujar Indrawan acara BCA Expoversary 2024, di ICE - BSD, Kamis (29/2/2024).

Dia mengatakan bagi investor pemula, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan saat ingin mulai berinvestasi. Hal ini penting agar portofolio investasi bisa menghasilkan keuntungan di masa depan.

Baca juga: SR020 Sudah Bisa Dibeli, Apa Saja Keuntungan Investasi Ini?

1. Pastikan risk profile

Indrawan mengatakan, memastikan profil risiko perlu dilakukan untuk mengukur kemampuan dalam melakukan investasi. Agar lebih mudah dipahami, kamu harus tau seberapa mampu diri kamu bisa menahan kerugian dari keputusan investasi yang kamu ambil.

“Kalau kita ngomong investasi ada beberapa faktor yang harus kita sesuaikan dengan diri kita. Pertama, risk profile kita seperti apa,” kata Indrawan.

“Bagaimana kita mengelola risiko, seberapa jauh bisa mengakomodir dan menerima kenyataan kalau kita rugi. Itu menentukan produk yang akan kita pilih nanti,” sambung dia.

Baca juga: Sudah Bisa Dipesan, Ini Cara Beli Investasi SR020

2. Time Horizon

Dia bilang, sebagai pemula harus tau investasi yang dilakukan untuk jangka waktu berapa lama. Apakah jangka waktu pendek atau di bawah tiga tahun. Atau jangka waktu menegah antara 3-5 tahun, dan jangka waktu panjang atau diatas 5 tahun.

“Saham itu kan fluktuatif sekali, kalau bicara jangka pendek itu benar-benar tergantung hoki. Kalau timing-nya pas naik cuannya gede. Kalau pas turun ya itu bisa buntung,” ujarnya.

Berbeda dengan investasi jangka panjang yang kalau dilihat sejauh ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki kecenderungan naik, tentu akan lebih menguntungkan.

“Kalau untuk jangka panjang, equity fund seharusnya masih oke. Balik lagi, mau sejauh mana, kalau yang jangka pendek harus saham yang lebih aman,” ungkap dia.

Baca juga: Pemerintah Buka Peluang Investasi Sektor Penangkapan dan Penyimpanan Karbon

3. Likuiditas

Indrawan bilang, jika dikaitkan dengan likuiditas, tentu harus dilihat lagi seberapa tinggi likuiditas investasi yang akan dibeli. Artinya, kalau butuh uang sewaktu-waktu , bisa dijual dengan cepat dan mudah.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com