Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beras Mahal, Ini 3 Upaya Bapanas untuk Mengatasinya

Kompas.com - 06/03/2024, 17:14 WIB
Krisda Tiofani,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahalnya harga beras menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Harga makanan pokok mayoritas bangsa Indonesia ini sempat menyentuh Rp 18.000-an per kilogram. Angka ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah, bahkan lebih mahal dibandingkan harga beras di Singapura.

Penyebab beras mahal bermacam-macam. Salah satunya, iklim ekstrem yang kemudian berdampak pada terganggunya produksi beras akibat perubahan cuaca.

Budi Waryanto, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Ketersediaan Pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas), menyampaikan upaya pihaknya mengatasi mahalnya harga beras ini.

Baca juga:

1. Memberikan bantuan pangan

Budi mengatakan, salah satu fungsi Bapanas adalah menjaga ketersediaan pangan agar lebih mudah diakses oleh masyarakat.

Regulasi tersebut tercatat dalam Peraturan Presiden (Pepres) 125 tentang cadangan pangan pemerintah.

"Badan Urusan Logistik (BULOG) sebagai operator dan kami, ditugaskan menyediakan minimal 2,4 juta ton (beras) setiap tahun," ujar Budi.

Pj Wali Kota Lhokseumawe, A Hanan meninjau gudang beras Bulog Lhokseumawe, Jumat (1/3/2024)PEMKO LHOKSEUMAWE Pj Wali Kota Lhokseumawe, A Hanan meninjau gudang beras Bulog Lhokseumawe, Jumat (1/3/2024)

"Di mana (beras) tersebut diberikan kepada bantuan pangan," tambah dia dalam diskusi daring bertajuk “Bahan Pokok Mahal: Pentingnya Keberlanjutan Pangan di Tengah Krisis Iklim” pada Selasa (5/3/2024).

Sejak 2023 awal, bantuan pangan sudah dilaksanakan pada 22 juta orang dan masih berlanjut hingga 2024.

"Tahun ini masih kami lanjutkan sampai Juni untuk mengantisipasi pada penduduk atau masyarakat rawan pangan," ungkap Budi.

2. Stabilisasi pasokan dan harga pangan

Selanjutnya, Bapanas melalui Bulog, juga memasok beras dengan patokan harga tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Kami masukkan beras di pasar-pasar tradisional maupun retail modern dengan harga beras sesuai aturan pemerintah," kata Budi.

3. Mengadakan pangan murah

Sejumlah warga Desa Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Jawa Barat, berebut membeli telur ayam di Gerakan Pangan Murah, Rabu (29/11/2023)MUHAMAD SYAHRI ROMDHON Sejumlah warga Desa Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Jawa Barat, berebut membeli telur ayam di Gerakan Pangan Murah, Rabu (29/11/2023)

Gerakan Pangan Murah (GPM) dilakukan serentak di seluruh daerah Indonesia untuk membantu mencukupi kebutuhan pangan masyarakat.

Selain itu, program ini juga bertujuan menjaga inflasi yang menurut data terbarunya, angka inflansi nasional per Februari 2024, harus ditahan di angka 2,75 persen.

Sebab, sejumlah bahan pangan memiliki andil inflasi yang cukup besar. Misalnya, beras yang menyumbang inflasi sebesar 0,67 persen, diikuti dengan cabai merah sebesar 0,17 persen, dan daging merah sebesar 0,14 persen.

Baca juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com