Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RILIS BIZ

Rakernas GIAS Group 2024, Berkomitmen Penuhi Bahan Bangunan Berkualitas di Pasar Nasional

Kompas.com - 07/03/2024, 19:15 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan distribusi bahan bangunan GIAS Group menggelar kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2024 di Novotel Pekanbaru, mulai Selasa (27/2/2024) hingga Rabu (28/2/2024).

Kegiatan tersebut mengusung tema “Mission Possible: Optimisme GIAS Group dalam Pertumbuhan Bisnis Perusahaan dengan Semangat Kolaborasi”.

Sebagai informasi, Rakernas tersebut dihadiri oleh seluruh pimpinan GIAS Group dan BLKP Group—sister company GIAS Group.

Pada kesempatan tersebut masing-masing pimpinan memaparkan target dan obyektif yang hendak dicapai pada 2024, juga hasil dari evaluasi kinerja pada 2023.

Managing Director GIAS Group Ernest mengungkapkan bahwa GIAS Group, melalui merek dagang GNET, berkomitmen untuk menghadirkan produk-produk bahan bangunan berkualitas yang memenuhi nilai standardisasi nasional. Salah satu produk unggulan yang didistribusikan oleh GIAS Group adalah GNET Baja Ringan.

Sebagai informasi, GIAS Group kini memiliki lebihd ari 45 titik distribusi di seluruh Indonesia.

Menurut Ernest, pihaknya menatap 2024 dengan semangat optimisme. Terlebih, pihaknya akan melakukan ekspansi titik distribusi baru di kota-kota strategis di seluruh Indonesia secara masif. Pada Januari 2024, GIAS Group telah membuka titik distribusi di area Kupang dan Singaraja.

Gencarnya ekspansi yang dilakukan oleh GIAS Group pun bukan tanpa sebab. Mengutip laman Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh sebesar 5,16 persen secara tahunan pada kuartal pertama 2024.

Peningkatan tersebut tentunya akan mendorong angka kebutuhan permukiman sehingga konsumsi bahan bangunan berkualitas pun turut terkerek.

Angka konsumsi baja ringan juga diproyeksi meningkat berkat kebijakan hilirisasi industri. Arahan pemerintah untuk hilirisasi industri merupakan langkah strategis untuk mendorong kinerja produksi baja ringan nasional.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI) juga memproyeksikan bahwa produksi baja ringan dapat meningkat hingga 25 persen.

“GIAS Group berkolaborasi dengan lembaga berkredibilitas untuk melaksanakan uji kelayakan melalui program sertifikasi produk. Produk-produk GIAS Group pun telah memperoleh sertifikasi SNI, ISO, dan TKDN. Dengan begitu, keamanan dan kenyamanan konsumen dapat terjamin,” ujar Ernest dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (7/3/2024).

Tidak hanya memperluas titik distribusi dan menghadirkan produk-produk yang lulus uji sertifikasi, kata Ernest, GIAS Group juga berupaya untuk mendorong perkembangan ekosistem bahan bangunan.

Upaya tersebut diwujudkan dengan memberdayakan komunitas tukang bangunan bernama Gnetion Community yang kini telah memiliki lebih dari 3.000 anggota.

GIAS Group juga telah berinovasi secara digitalisasi dengan membuka lokapasar (marketplace) di Tokopedia. Kini, konsumen bisa memenuhi bahan bangunan secara mudah di Official Store Tokopedia GNET Indonesia.

Saat ini, Tokopedia GNET Indonesia telah hadir di wilayah strategis, mulai dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Bali hingga Sulawesi Selatan. GIAS Group pun berkomitmen untuk membuka Official Store Tokopedia GNET Indonesia di seluruh titik distribusi pada 2024.

Bagi masyarakat yang ingin mengetahui informasi lebih lanjut terkait solusi bahan bangunan yang tepat untuk proyek konstruksi hunian dan komersial, kunjungi Instagram resmi @gnetindonesia atau website berikut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com