Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Teranyar, Utang Luar Negeri RI Turun Jadi Rp 6.312,62 Triliun

Kompas.com - 15/03/2024, 12:03 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengawali tahun 2024, posisi utang luar negeri (ULN) RI tercatat menurun. Penurunan ini dipicu oleh ULN pemerintah dan swasta yang sama-sama susut.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi ULN Indonesia pada Januari lalu mencapai 405,7 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 6.312,62 triliun (asumsi kurs Rp 15.582 per dollar AS). Nilai itu turun dibandingkan dengan posisi ULN pada Desember 2023 yang mencapai 408,1 miliar dollar AS atau setara sekitar Rp 6.359,01 triliun.

Namun demikian, Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan, secara tahunan, posisi ULN Indonesia tumbuh sebesar 0,04 persen. Kenaikan itu melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 2,9 persen.

Baca juga: JK Soroti Utang Pemerintah yang Terus Bertambah, Kemenkeu: Masih Terkendali..

"Penurunan tersebut dikontribusikan oleh penurunan ULN sektor publik dan swasta," ujar dia, dalam keterangannya, Jumat (15/3/2024).

Jika dilihat lebih rinci, ULN pemerintah nilainya mencapai 194,4 miliar dollar AS atau setara Rp 3.029,14 triliun. Nilai itu turun dari bulan sebelumnya sebesar 196,6 miliar dollar AS.

Secara tahunan, ULN pemerintah tumbuh sebesar 0,1 persen. Ini melambat dibandingkan dengan bulan lalu sebesar 5,4 persen secara tahunan.

"Penurunan posisi ULN pemerintah antara lain dipengaruhi oleh pelunasan seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo," kata Erwin.

BI menilai posisi ULN pemerintah masih terjaga. Hal ini terefleksikan dari data yang menunjukan, hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.

Sementara itu, nilai ULN swasta sebesar 196,7 miliar dollar AS atau setara Rp 3.064,97 triliun. Nilai ini turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 198,1 miliar dollar AS.

Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,6 persen. Penurunan itu lebih dalam dari kontraksi pada bulan lalu sebesar 1,4 persen secara tahunan.

Baca juga: Melihat Komposisi Utang Pemerintah yang Tembus Rp 8.250 Triliun

Erwin menjelaskan Kontraksi pertumbuhan ULN bersumber dari lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang masing-masing mencatat kontraksi pertumbuhan sebesar 3,2 persen dan 2,4 persen.

"ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,1 persen terhadap total ULN swasta," katanya

Dengan perkembangan tersebut, bank sentral menilai struktur ULN Indonesia tetap sehat. Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 29,4 persen dari 29,7 persen pada bulan sebelumnya, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 86,9 persen dari total ULN.

"Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," ucap Erwin.

Baca juga: Bayar Utang Pemerintah, Cadangan Devisa RI Turun Jadi 144 Miliar Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com