Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mirae Asset Sekuritas Prediksi Pasar Obligasi Masih Stabil hingga Semester II-2024

Kompas.com - 28/03/2024, 08:10 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi harga pasar Surat Berharga Negara (SBN/obligasi pemerintah) tenor menengah-pendek (2 tahun-5 tahun) dapat menguat dalam waktu dekat ketika kondisi di pasar surat utang masih cukup fluktuatif seperti sekarang.

Fixed Income Analyst Mirae Asset Karinska Bella Priyatno mengatakan harga SBN tenor pendek diprediksi masih akan berfluktuasi dengan tingkat imbal hasil (yield) pada level 6,2 persen hingga 6,35 persen, sehingga pelaku pasar dapat memanfaatkan fluktuasi tersebut untuk mendulang keuntungan.

“Hingga akhir kuartal pertama tahun ini, terlihat bahwa pasar lebih fokus pada seri tenor menengah dan pendek, terutama seri-seri FR0101, FR0100, PBS030, PBS032, SPN, dan SPSN,” ujar Bella di Jakarta, Rabu (27/3/2024).

Baca juga: Mengenal 3 Jenis Obligasi di Indonesia

Dia mengatakan, pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya.

Yield menjadi acuan keuntungan investor di pasar surat utang dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

“Sejak awal tahun, instrumen fixed income tenor menengah-pendek memang masih menjadi pilihan utama pelaku pasar,” jelasnya.

Investor bisa memilih tenor menengah-pendek untuk memanfaatkan volatilitas pasar yang terjadi karena tenor menengah-pendek lebih sensitif dan fluktuatif dibandingkan dengan tenor yang lebih panjang.

Bella mengatakan, saat ini investor juga lebih memilih instrumen obligasi tenor pendek dan memanfaatkan jadwal jatuh tempo yang sudah dekat sehingga risiko pelaku pasar lebih terjaga. 

Dia mengatakan pada dasarnya fluktuasi pasar instrumen pendapatan tetap (fixed income) saat ini masih sangat tergantung dari data makroekonomi khususnya dari AS. Namun, kemungkinan turunnya suku bunga acuan global dan domestik masih menjadi tema besar tahun ini. 

Baca juga: Penjualan Sukuk Ritel SR020 Tembus Rp 21 Triliun Lebih

 


Menurut dia, suku bunga global masih tinggi tetap tidak menurunkan daya tarik dari SBN karena tingkat imbal hasil (yield) real dari SBN Indonesia tenor 10 tahun yang berada di kisaran 3,9 persen masih cukup menarik. 

“Faktor utamanya adalah inflasi yang terjaga pada 2,75 persen pada Februari. Real yield tersebut, masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, China, dan India,” ungkapnya.

Saat ini selisih (spread) antara SBN tenor 10 tahun dengan Obligasi AS (US Treasury) tenor 10 tahun sudah menyempit, sebesar 236 basis poin (bps). Besaran 100 bps setara dengan 1 persen.

Baca juga: BI Beri Sinyal Turunkan Suku Bunga, Obligasi Menarik Dilirik?

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com