Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makin Mahal, Harga Emas Dunia Sentuh Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Kompas.com - 04/04/2024, 10:04 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia kembali melesat ke rekor tertinggi dengan menyentuh level psikologis baru 2.300 dollar AS per ons pada akhir perdagangan Rabu (3/4/2024) waktu setempat atau Kamis (4/4/2024) pagi WIB.

Mengutip CNBC, harga emas berjangka Comex New York Exchange terpantau ditutup naik 1,5 persen dengan menyentuh level 2.315 dollar AS per ons.

Sementara harga emas di pasar spot naik 0,5 persen ke level 2.292,31 dollar AS per ons. Level ini mengalahkan rekor yang dicapai pada perdagangan hari sebelumnya yakni 2.276,89 dollar AS per ons.

Baca juga: Cetak Rekor Lagi, Harga Emas Antam 3 April 2024 Melonjak Rp 18.000 Per Gram

Harga emas dunia menguat usai Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali bahwa data baru-baru ini mengenai peningkatan lapangan kerja dan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, tidak secara signifikan mengubah gambaran keseluruhan kebijakan ekonomi di 2024.

"Emas melonjak ke rekor tertinggi dalam sejarah karena peningkatan volume perdagangan, setelah Powell menekankan bahwa ‘benjolan’ yang akan terjadi tidak mengubah gambaran keseluruhan yang cerah," ujar Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York.

Pendekatan Powell yang hati-hati terhadap kebijakan suku bunga ke depan, tak membuat pembeli emas khawatir.

Powell sempat mengatakan jika perekonomian berkembang secara luas seperti yang diperkirakan, ia dan rekan-rekannya di The Fed sebagian besar setuju bahwa kebijakan suku bunga yang lebih rendah akan tepat dilakukan pada suatu saat di tahun ini

Masih belum jelas memang kapan suku bunga Thed Fed akan dipangkas, namun investor memperkirakan penurunan suku bunga akan mulai dilakukan pada pertemuan The Fed Juni 2024 mendatang.

"Kemungkinan penurunan suku bunga masih ada, namun datanya (ekonomi AS) masih sangat kuat. Ini adalah tahun pemilihan umum (di AS), jadi menurut saya The Fed tidak ingin bertanggung jawab atas segala bentuk jatuhnya pasar," kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Emas dunia memang terus menunjukkan tren penguatan dengan sepanjang tahun ini sudah mengalami kenaikan lebih dari 11 persen.

Selain kebijakan suku bunga, salah satu yang juga turut mempengaruhi menguatnya harga emas adalah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Konflik di Timur Tengah kian memanas usai adanya serangan rudal Israel ke gedung Kedubes Iran untuk Suriah di Damaskus pada Senin (1/4/2024). Iran pun bersumpah akan membalas dendam serangan udara tersebut.

"Kami melihat sejumlah permintaan safe haven mengalir ke emas, yang berkaitan dengan serangan Israel terhadap kedutaan besar Iran di Suriah,” kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.

Emas memang dianggap sebagai aset lindung nilai atau safe haven ketika terjadi gejolak yang bisa mempengaruhi ekonomi global, termasuk konflik geopolitik.

Konflik di Timur Tengah itu pun mendorong investor beralih ke aset yang aman seperti logam mulia.

Tak hanya itu, penawaran beli dari bank ritel dan bank sentral diikuti oleh spekulan yang mengikuti momentum, juga telah memperpanjang tren kenaikan harga emas dunia.

Baca juga: Harga Emas Dunia Capai Rekor Tertinggi, Dekati Level 2.300 Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com