Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diborong Sejumlah Bank Sentral, Harga Emas Dunia Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa Lagi

Kompas.com - 09/04/2024, 09:08 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia menyentuh rekor tertinggi pada akhir perdagangan Senin (8/4/2024) waktu setempat atau Selasa (9/4/2024) pagi. Ini kali ketujuh secara berturut-turut emas mencapai level tertinggi sepanjang masa.

Penguatan harga emas didorong pembelian oleh bank sentral sejumlah negara, serta ketegangan geopolitik yang masih berlangsung di Timur Tengah.

Mengutip CNBC, harga emas berjangka Comex New York Exchange terpantau naik 0,5 persen ke level 2.357,2 dollar AS per ons.

Baca juga: 5 Cara Membedakan Emas Asli atau Palsu

Sementara harga emas di pasar spot naik 0,4 persen ke 2.337,82 dollar AS per ons, setelah mencapai rekor tertinggai 2,353.79 dollar AS per ons pada awal sesi.

Bank sentral China atau People's Bank of China (PBoC) telah menambah cadangan emasnya sebanyak 160.000 ons pada Maret. Begitu pula dengan Turki, India, Kazakhstan dan beberapa negara Eropa Timur juga telah membeli emas tahun ini.

"Pasar memperkirakan penurunan suku bunga pada bulan Juni meskipun data ekonomi kuat. Tapi, jika kita terus melihat data yang kuat, yang mengindikasikan bahwa Federal Reserve (bank sentral Amerika Serikat) tidak terburu-buru menurunkan suku bunganya, maka emas tidak akan mampu mempertahankan kenaikannya," papar Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

"Pembelian bank sentral dan ketegangan geopolitik adalah elemen pendukung lainnya," imbuhnya.

Saat ini pasar memperkirakan peluang sebesar 52 persen untuk The Fed mulai menurunkan suku bunganya pada Juni 2024 mendatang, menurut data CME FedWatch.

Namun, laporan pasar tenaga kerja AS pada Jumat lalu menunjukkan terjadina pertumbuhan lapangan kerja yang kuat pada Maret 2024, sehingga menimbulkan pertanyaan kapan waktu pasti penurunan suku bunga.

Baca juga: Cara Membuka Tabungan Emas Pegadaian secara Online

Untuk diketahui, kebijakan suku bunga The Fed memang sangat mempengaruhi pergerakan harga emas dunia.

Ketika suku bunga naik, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Sebaliknya, ketika suku bunga menurun, maka imbal hasil pada instrumen investasi lainnya ikut menurun, sehingga emas akan menjadi lebih menarik bagi investor.

Di sisi lain, konflik di Timur Tengah memanas usai Israel menyerang gedung Kedubes Iran untuk Suriah di Damaskus pada awal April 2024. Iran pun bersumpah akan membalas serangan rudal tersebut.

Konflik itu turut mempengaruhi harga emas, sebab logam mulia memang dianggap sebagai aset lindung nilai atau safe haven ketika terjadi gejolak yang bisa mempengaruhi ekonomi global, termasuk konflik geopolitik.

Baca juga: KAI Kembalikan Tas Louis Vuitton Penumpang yang Tertinggal, Isinya Ada Emas 100 Gram

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Whats New
Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com