Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Fajrin Hardinandar
Konsultan

Sejak 2015 menjadi konsultan show business event dan sejak 2021 bergabung dalam tim penyusun dokumen strategi promosi investasi Kabupaten Bima, manajer marketing pada BUMD Kota Bima dan pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Bima.

Harga Jagung Anjlok: Rombak Kelembagaan Rantai Pasok Pertanian

Kompas.com - 19/04/2024, 10:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TRIWULAN pertama 2024, beberapa daerah sentra produksi jagung di Indonesia menghadapi situasi mengkhawatirkan akibat anjloknya harga jagung.

Beberapa daerah seperti Lampung dan Sulawesi Selatan bahkan mencapai harga kisaran Rp 3.000 – Rp 3.500 per kilogram.

Fenomena ini memang bukanlah sesuatu yang baru. Selama periode panen raya, fluktuasi harga jagung sering kali terjadi dan memberikan tekanan ekonomi kepada petani.

Anjloknya harga jagung tidak terlepas dari dua penyebab utama. Pertama, harga jagung, sebagaimana komoditas pertanian lainnya, dalam praktiknya dikendalikan mekanisme pasar. Kedua, buruknya kelembagaan rantai pasok Nasional.

Akhir 2023, total ketersediaan jagung mencapai 956.000 ton. Sementara itu, menurut perhitungan Kementerian Pertanian, luas panen jagung pada Februari 2024 mencapai 300.000 hektare dengan hasil panen mencapai 1,5 juta ton.

Daerah-daerah yang tercakup dalam panen ini meliputi sebagian daerah di Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Lampung, Gorontalo, Nusa Tenggara Timur, dan Jawa Tengah.

Secara nasional, kebutuhan jagung setiap bulannya mencapai sekitar 1,22 juta ton. Namun, berdasarkan data Kementerian Sumber Daya Pertanian (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret, potensi panen jagung pada periode Januari hingga Mei 2024 diperkirakan mencakup luas area seluas 1,07 juta hektare, dengan produksi jagung pipilan kering sebanyak 5,96 juta ton dengan kadar air sebesar 14 persen.

Pada Maret dan April, terjadi lonjakan produksi jagung yang signifikan secara Nasional sebagai hasil dari panen raya awal tahun.

Jumlah produksi mencapai puncaknya pada Maret dengan 2,34 juta ton, yang kemudian diikuti oleh 1,52 juta ton pada April.

Data ini menunjukkan peningkatan yang mencolok dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dalam rentang Maret hingga April 2024, total produksi jagung mencapai 3,86 juta ton, atau sekitar 1,93 juta ton setiap bulan Maret dan April.

Namun, paparan data tersebut juga mengungkapkan adanya surplus produksi yang terjadi, di mana pada Februari 2024, tercatat surplus produksi sebesar 1,2 juta ton dan pada Maret dan April 2024 masing-masing terdapat surplus sebesar 0,71 juta ton.

Surplus produksi tersebut berdampak langsung pada anjloknya harga jagung di tingkat produsen (petani), terutama di daerah-daerah yang mengalami panen raya pada Maret dan April 2024.

Fenomena ini menunjukkan bahwa meningkatnya produksi jagung secara nasional telah mencapai titik di mana pasokan melampaui permintaan. Kelebihan pasokan ini menyebabkan tekanan harga dan merugikan para petani sebagai produsen utama.

Fluktuasi harga jagung, terutama pada tingkat petani adalah hasil dari mekanisme pasar bebas yang melibatkan tarik menarik antara permintaan dan penawaran. Namun, dampaknya seringkali membuat petani merasa khawatir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com