Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
MG Westri Kekalih Susilowati
Dosen

Westri Kekalih Susilowati. Dosen di fakultas Ekonomi dan Bisnis Soegijapranata Catholic University (SCU) Semarang

Belajar dari Iklim Investasi Vietnam

Kompas.com - 22/04/2024, 11:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERUSAHAAN-perusahaan besar internasional lebih memilih Vietnam sebagai tujuan investasi mereka ketimbang Indonesia. Sepertinya Vietnam telah menjelma menjadi primadona baru tujuan investasi di Asia.

Pada 2019, ketika perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China, 33 pabrik di China direlokasi, namun tidak satu pun relokasi ke Indonesia.

Keputusan rasional investor

Investasi sektor swasta merupakan kebutuhan mendesak. Selain itu, karena keterbatasan fiskal pemerintah, pembiayaan pembangunan semakin kompleks, baik kuantitas maupun kualitasnya.

Oleh karena itu, pemerintah perlu memiliki strategi pemasaran yang efektif agar menjadi pilihan investor untuk menanamkan modalnya.

Dalam konteks teori ekonomi makro, investasi adalah pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan produksi yang bertujuan mengganti atau menambah barang modal dalam perekonomian yang menghasilkan barang dan jasa di masa depan.

Investasi diharapkan menjadi mesin pertumbuhan perekonomian melalui fungsi-fungsinya, yaitu sebagai komponen dari pengeluaran agregat, penambahan barang modal yang akan meningkatkan kapasitas produksi, dan pengembangan teknologi yang meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Begitu pentingnya investasi bagi perekonomian. Namun demikian, investasi tetap merupakan keputusan rasional investor.

Investor akan berinvestasi jika melihat bahwa investasi tersebut akan menguntungkan dan sebaliknya. Begitu pula dalam memilih tujuan investasi dan sektor yang akan dimasuki, investor punya pilihan dan tidak bisa dipaksa.

Beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan dan tujuan investasi dapat dikelompokkan menjadi faktor eksternal dan internal.

Faktor internal mencakup seluruh aspek manajerial investor atau perusahaan. Kelebihan dan kekurangan perusahaan akan diketahui dengan mempelajari berbagai elemen organisasi seperti kualitas manajemen, kemampuan pemasaran, posisi keuangan dan akuntansi, sistem informasi dan komputer, kemampuan produksi dan keunggulan dalam penelitian dan pengembangan.

Faktor eksternal antara lain mencakup kondisi ekonomi, sosial budaya, demografi dan lingkungan, situasi politik dan hukum, kemajuan teknologi dan kondisi persaingan global.

Berbagai faktor eksternal inilah yang membentuk iklim investasi. Calon investor akan mengaudit iklim investasi untuk mendapatkan gambaran akurat mengenai peluang dan tantangan yang akan dihadapi guna memutuskan apakah akan berinvestasi.

Iklim investasi di Indonesia

Iklim usaha di Indonesia cukup dinamis, ditandai dengan stabilitas dan kekuatan, didorong oleh meningkatnya permintaan domestik dan investasi infrastruktur.

Di bidang politik, pemerintah terus mendorong perbaikan iklim investasi melalui reformasi peraturan dan kebijakan yang ramah investasi.

Survei Doing Business oleh Bank Dunia menunjukkan adanya perbaikan iklim usaha di Indonesia, yakni dari skor 68,2 pada tahun 2019 menjadi 69,6 pada tahun 2020 yang menempatkan Indonesia pada rangking 73 dari 190 negara. Posisi ini menurun dari tahun sebelumnya, yakni pada urutan 72.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com