Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit "Double Digit"

Kompas.com - 13/05/2024, 19:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, industri perbankan masih optimisis mencetak pertumbuhan penyaluran kredit di tengah kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan, industri perbankan mematok rencana pertumbuhan pada rentang 9-11 persen dalam rencana bisnis bank (RBB) 2024.

"Mungkin tidak lebih tinggi dari tahun lalu, tapi bisa dikatakan ini masih di area yang sangat optimistis bahwa akan sampai ke double digit," kata dia dalam konferensi pers hasil rapat dewan komisioner bulanan (RDKB) OJK, Senin (13/5/2024).

Ia menambahkan, proyeksi OJK terhadap pertumbuhan penyaluran kredit masih tetap sama. OJK optimistis, fungsi intermediasi perbankan ini akan tetap berjalan baik pada tahun yang penuh tantangan ini.

Baca juga: OJK Sesuaikan Pengawasan Perbankan dengan Kebijakan Global

Di sisi lain, tingginya biaya dana yang harus dipikul perbankan juga tidak berpengaruh pada penyaluran kredit perbankan.

"Biaya dana relatif tidak memengaruhi biaya kredit perbankan. Kenapa begitu? Itu terlihat dari realisasi kredit yang terus meningkat," imbuh dia.

Sementara itu, adanya kecenderungan untuk memperketat standar penyaluran kredit justru merupakan sesuatu yang positif untuk industri perbankan.

Dian menerangkan, pada dasarnya pertumbuhan penyaluran kredit memang harus terus dicapai oleh bank. Pasalnya, hal tersebut merupakan sumber utama pendapatan bank. Penyaluran kredit juga menjadi bantalan utama dalam menutup biaya operasional dan biaya dana.

Baca juga: Simak 6 Tips Jaga Rekening Tabungan dari Kejahatan Perbankan

Lebih lanjut, Dian bilang, data 5 tahun terakhir menunjukkan kenaikan suku bunga acuan tidak serta merta langsung menaikkan suku bunga kredit ke nasabah perbankan.

"Karena bank juga harus mempertimbangkan kemampuan membayar debitor. Kalau sudah begini, bank akan memiliki ajustment tersendiri apakah dia akan meningkatkan interest rate dengan misalnya risiko ganguan terhadap pengembalian atau justru mengurangi keuntungannya," ujar dia.

Seiring dengan itu, likuiditas perbankan saat ini juga dinilai masih memadai untuk menghadapi kenaikan suku bunga.

Baca juga: Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Kemudian, saat ini masyarakat juga dapat membandingkan tingkat suku bunga satu bank dengan bank lain dengan lebih transparan.

"Secara agregat akan mendorong efisiensi di dalam konteks penetapan suku bunga," tandas dia.

Sebagai informasi, industri perbankan mencatat pertumbuhan penyaluran kredit senilai 12,40 persen secara tahunan pada Maret 2024. Jumlah ini tumbuh dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai 9,93 persen.

Adapun, pertumbuhan kredit tumbuh 2,18 persen sepanjang tahun (year to date).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-Bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-Bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Whats New
PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

Whats New
BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

Whats New
OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

Whats New
Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

Earn Smart
Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com