Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kopi Arabika Cikoneng Tembus Pasar Ekspor Panama, Siap Rambah Korea Selatan

Kompas.com - 11/06/2024, 11:12 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melalui payung Bakti BCA terus berupaya memperluas pasar ekspor produk kopi yang dihasilkan Kelompok Tani Cikoneng Lestari dan Kelompok Tani Lestari Maju Bersama.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, produk kopi jenis Arabika yang dihasilkan kelompok tani ini telah berhasil menembus pasar ekspor Panama.

"Di sini juga sudah melakukan ekspor, kalau enggak salah salah satunya ada di Panama. Jadi mudah-mudahan perluasan akses untuk luar negeri ini juga memberikan sebuah standar yang lebih baik untuk bapak ibu petani," kata Hera dalam Kick Off Revitalisasi Kebun Kopi Cikoneng di Bogor, Jawa Barat, Senin (10/6/2024).

Baca juga: Kopi Tuku Buka Kedai Pop-up Pertamanya di Korsel

Hera mengatakan, pihaknya akan melakukan revitalisasi Kebun Kopi Cikoneng di Desa Tugu Utara, Bogor dengan memberikan pupuk, alat, serta rangkaian pembinaan, penyuluhan, dan berbagai bantuan teknis pertanian.

Ia mengatakan, biji kopi yang dihasilkan harus berkualitas sehingga memiliki nilai tambah ketika dijual di pasar lokal dan global.

"Mulai bagaimana itu ditanam, dipupuk, dibangun, kemudian dibawa logistik ke kafe-kafe yang ada di Jakarta Selatan, Senopati, lalu dikonsumsi dengan kemasan yang sangat menarik sehingga harganya bisa sampai sangat mahal berkali-kali lipat Itu yang disebut dengan value added," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Tani Cikoneng Lestari Mamang mengatakan, biji kopi Arabika yang diiproduksi telah menembus pasar ekspor Panama sebanyak 500 kg.

"Ke Panama itu baru sedikit sih, baru 500 kg," kata Mamang.

Mamang mengatakan, permintaan biji kopi juga datang dari Korea Selatan dengan jumlah yang cukup besar. Namun, pemenuhan permintaan tersebut terhambat lantaran produktivitas turun.

"Dari Korea Selatan juga mintanya banyak cuman karena kebunnya produksinya sedikit jadi enggak ada sih, harapannya di kebunnya baik lah terutama dari pupuk sama alat-alat dari bantuan itu," ujarnya.

Lebih lanjut, Mamang berharap dengan program revitalisasi tersebut, produktivitas meningkat dari 400 kilogram hingga 600 kilogram per tahun.

"Paling banyak 600 kilogram lah tahun depan," ucap dia.

Sebagai informasi, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia setelah Brazil dan Vietnam.

Dengan beragam jenis biji kopi yang tumbuh di berbagai wilayah mulai dari Aceh hingga Papua, kopi Indonesia menawarkan kekayaan rasa dan aroma yang unik menjadikannya memiliki nilai ekspor tinggi.

Menurut data BPS, sepanjang 2023 volume ekspor kopi nasional mencapai 276,28 ribu ton dengan nilai total 915,91 juta dollar AS.

Nilai ekspor yang tinggi mencerminkan tingginya permintaan global terhadap kopi Indonesia.

Selain itu, data Kementerian Pertanian (Kementan) yang diolah Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menunjukkan konsumsi kopi dalam negeri pada 2023 mencapai 372.600 ton.

Karenanya, kemampuan untuk memenuhi permintaan pasar dan memperkuat posisi kopi Indonesia di kancah internasional serta dalam negeri penting untuk dijaga.

Baca juga: Cerita Koperasi Rimba Lestari di Gununghalu, Produksi Kopi dengan Energi Terbarukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan ā€œKemandirian Berasā€?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan ā€œKemandirian Berasā€?

Whats New
Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Whats New
PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

Whats New
BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

Whats New
OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

OJK Sebut Kredit Macet Perbankan Turun Setelah Pandemi

Whats New
Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

Harga Koin Meme Pepe Melonjak 820 Persen Sejak Awal Tahun

Earn Smart
Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Mengenal Layanan SEO Cryptocurrency Unggulan dari Arfadia untuk Bisnis Blockchain

Whats New
10 Kota Termahal di Dunia untuk Ekspatriat, 2 Ada di Asia

10 Kota Termahal di Dunia untuk Ekspatriat, 2 Ada di Asia

Whats New
High-speed Sleeper Train Perdana Beroperasi di Hong Kong, Segini Harga Tiketnya

High-speed Sleeper Train Perdana Beroperasi di Hong Kong, Segini Harga Tiketnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com