Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semakin Banyak Negara Adopsi ETF, Minat Aset Kripto Bakal Kembali Meningkat

Kompas.com - 12/06/2024, 22:00 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah negara yang memberikan izin perdagangan instrumen investasi exchange traded fund (ETF) berbasiskan bitcoin terus bertambah. Ini berpotensi menjadi katalis positif bagi inklusi aset kripto.

Crypto Analyst Reku Fahmi Almuttaqin mengatakan, pertumbuhan pasar kripto saat ini juga kian positif dengan meningkatnya adopsi institusional. Bukan hanya ETF bitcoin, dalam waktu dekat ETF berbasiskan ethereum juga bakal meluncur.

"Berbeda dengan bitcoin, ethereum memiliki ekosistem token yang berbeda di mana pemilik ETH bisa menggunakan aset digital tersebut untuk melakukan staking di jaringan blockchain ethereum dan mendapatkan reward," tutur Fahmi, dalam keterangannya, Rabu (12/6/2024).

Baca juga: Harga Ethereum Kian Menguat Setelah SEC Beri Lampu Hijau untuk ETF

Lebih lanjut Fahmi bilang, dengan berkembangnya teknologi restaking dengan berkembangnya platform seperti Eigen Layer di mana lapisan keamanan Ethereum dapat diintegrasikan dengan modul software lainnya, para pemilik ETH bisa mendapatkan potensi reward yang berlipat.

"Potensi reward tersebut dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi para investor ETF apabila kemudian dapat turut terintegrasi dalam produk ETF ethereum spot yang akan diluncurkan," ujarnya.

Dengan semakin beragamnya produk investasi berbasiskan aset kripto, Fahmi meyakini, tingkat inklusi kripto semakin meningkat. Pasalnya, investor dapat mendiversifikasikan aset digitalnya.

"Terlebih dengan semakin banyaknya inovasi yang bermunculan di dalam ekosistem kripto sendiri yang menjanjikan potensi terhadap terciptanya peluang baru yang menarik," tuturnya.

Baca juga: Tersengat Sentimen Bitcoin, Harga Ethereum hingga Solana Melesat

 


Sementara itu, Chief Compliance Officer Reku Robby bilang, minat investasi terhadap kripto di Indonesia sebenarnya sudah tinggi. Ini tercermin dari jumlah investor kripto yang telah mencapai 20,16 juta investor.

Adapun sebagian besar investor itu berasal dari kalangan muda. Data Reku menunjukan, 65 persen penggunanya berusia pada rentang 18 - 35 tahun.

"Besarnya minat generasi muda terhadap kripto ini salah satunya didorong oleh kemudahan akses berinvestasi," ucapnya.

Baca juga: Aliran Modal ke ETF Kian Deras, Harga Bitcoin Dekati Level Tertinggi Sepanjang Masa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Whats New
PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

Whats New
BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

BRI Dukung UMKM Produk Dekorasi Rumah Tembus Pasar Internasional

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com