NEW YORK, KOMPAS.com - Perusahaan produsen pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, melaporkan lemahnya pesanan pesawat baru.
Penyebabnya adalah Boeing kesulitan mengatasi pertanyaan tentang masalah keselamatan dan produksi pada pesawat jet komersialnya.
Dikutip dari CNN, Rabu (12/6/2024), Boeing melaporkan hanya menerima pesanan 4 pesawat baru pada Mei 2024. Keempat pesanan tersebut untuk pesawat Boeing 787 Dreamliner, dan tidak ada pesanan untuk pesawat Boeing 737 Max yang bermasalah.
Baca juga: Isu Keamanan Jadi Sorotan, Ini Strategi Boeing Bidik Pasar Indonesia
Ilustrasi pesawat Boeing 787 Dreamliner.
Jumlah tersebut turun bahkan dari pesanan pesawat baru pada April 2024, yakni 7 unit dan jauh di bawah angka realisasi pesanan pada Mei 2023, yakni 69 unit.
Sejak awal tahun hingga Mei 2024, Boeing telah menerima pesanan sebanyak 142 unit pesawat, turun 36 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Boeing menerima pesanan 85 unit pesawat 737 Max 10 yang direncanakan pada Maret 2024 dari American Airlines, yang merupakan sebagian besar pesanannya sepanjang tahun ini.
Akan tetapi, model pesawat tersebut belum disetujui otoritas penerbangan AS (FAA) untuk mengangkut penumpang.
Baca juga: Boeing Kurangi Produksi Pesawat, Apa Dampaknya Ke Maskapai Indonesia?
Pesanan tersebut menghasilkan satu-satunya bulan penjualan yang baik sejak pesawat 737 Max mengalami ledakan sumbat pintu pada penerbangan Alaska Airlines pada 5 Januari 2024, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang keamanan proses produksinya, dan memicu sejumlah penyelidikan federal.
Akibatnya, FAA telah membatasi laju produksi pesawatnya.