Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Di Era Digital, Millenial Bisa Kerja Apa?

Lalu, apakah pasar tenaga kerja Indonesia sudah siap menyerap penduduk produktif yang jumlahknya akan terus bertambah tersebut?

CEO General Electric Indonesia Handry Satriago mengatakan, sebenarnya jumlah pekerjaan yang muncul karena digitalisasi lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pekerjaan yang tergerus digitalisasi.

Mengutip studi McKinsey, secara historis pekerjaan yang dihasilkan oleh digitalisasi lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan yang hilang. Sehingga, potensi milenial untuk bisa mendapatkan pekerjaan di masa yang akan datang sebenarnya cukup besar.

"Dengan demikian, millenials ini akan mendapatkan pekerjaan, tapi pekerjaan jenis apa?" ujar dia di Jakarta, Rabu (27/3/2019).

Pasalnya, dalam beberapa indeks kompetisi global, posisi Indonesia belum cukup bersaing jika dibandingkan dengan negara kawasan seperti Malaysia bahkan Filipina.

Pada Global Competitivenss Index 2018 yang dirilis oleh Forum Ekonomi Dunia (WEF), Indonesia menempati posisi ke 44 dari 140 negara, sementara pada Global Talent Competitiveness Index 2019, Indonesia menempati posisi ke 67 dari 125 negara.

Keberadaan digitalisasi memang akan menciptkan banyak lapangan kerja baru. Namun, tentu saja terjadi pergeseran jensi pekerjaan, di mana kebanyakan pekerjaan tersebut bukanlah pekerjaan dengan keterampilan.

Potensi penyerapan kerja, dengan posisi indeks kompetisi seperti yang sudah disebutkan, Indonesia masih belum siap untuk bisa meningkatkan kompetensi tenaga kerjanya menjadi tenaga kerja terampil.

"Pekerjaan yang banyak tersedia di dunia digital ada di low skill level. Dunia digital menghasilkan pengemudi grab, pengantar barang (kurir) dan sebagainya. Tapi low skill job itu bukan yang kita inginkan," ujar Handry.

Salah satu cara agar Indonesia mengejar ketertinggalannya untuk bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam waktu relatif singkat, menurut Handry, adalah dengan sekolah vokasi.

Sebab, dengan sekolah vokasi anak-anak SMK bisa menjadi pekerja-pekerja berketerampilan yang memang dibutuhkan oleh industri di era digital, jika memang kualitas pendidikan vokasi tersebut ters ditingkatkan.

Dia mencontohkan, bagaimana Finlandia sebagai salah satu negara dengan sumber daya manusia yang paling komptitif sebanyak 60 persen SDMnya berasal dari sekolah vokasi.

Tak hanya sekolah vokasi, berbagai kegiatan yang bisa mengembangkan kreativitas milenial juga diperlukan agar mereka bisa memicu kemampuan di dunia kerja agar leboh baik.

Handry mengatakan, pekerjaan-pekerjaan terampil seperti data scientist, programmer, designer, 3D printer operator, menurutnya adalah jenis pekerjaan yang seharusnya terus dikembangkan di dalam negeri.

"The job is there, the opportunity is there, and we have the asset so the idea is vocational school and value creation activity," ujar dia.

https://money.kompas.com/read/2019/03/28/085600926/di-era-digital-millenial-bisa-kerja-apa-

Terkini Lainnya

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke