Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Brexit Tak Kunjung Pasti Bikin Ekonomi Inggris Kian Loyo

LONDON, KOMPAS.com - Ketidakmampuan politis Inggris dalam menyepakati sikap yang dilakukan untuk meninggalkan Uni Eropa telah membawa Brexit menjadi kian tak jelas. Hal tersebut turut membuat ekonomi Inggris kian loyo.

Pasar properti yang kian lemah, produksi manufaktur mobil yang kian turun, investasi melorot, serta iklim investasi yang suram menunjukkan ketidakpastian Brexit yang berlangsung hampir 3 tahun menyebabkan ekonomi Inggris mandek.

Seperti dikutip dari CNN, Rabu (3/4/2019), Kamar Dagang Inggris pada Selasa (2/4/2019) waktu setempat menyampaikan hasil survei terhadap 7.000 pelaku bisnis yang meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi hampir terhenti pada kuartal pertama tahun ini.

"Temuan kami merupakan peringatan bahwa kebuntuan yang sedang berlangsung di Westminster berkontribusi terhadap perlambatan tajam dalam ekonomi," ujar Direktur Jenderal Lobi Bisnis Kamar Dagang Inggris Adam Marshall.

Perekonomian Inggris hanya mengalami ekspansi sebesar 0,2 persen pada tiga bulan yang berakhir pada Januari lalu. Ekonom pun mengkhawatirkan pertumbuhan ekonomi yang kian melemah setelahnya.

Salah satu kunci yang bisa menunjukkan melemahnya ekonomi Inggris adalah sektor jasa yang berkontribusi terhadap 80 persen PDB Inggris.

Survei yang dilakukan IHS Markit menunjukkan penerimaan tenaga kerja di sektor jasa terus turun dan mengalami penurunan tercepat sejak 2012 pada Februari ini seiring dengan perusahaan yang memutuskan untuk menunda membuka lowongan kerja karena ketidakpastian Brexit.

Chief Business Economist IHS Markit Chris Williamson mengatakan, data survei mengindikasikan ekonomi Inggris akan cenderung stagnan di Februari dan mengalami perlambata pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1 persen di kuartal pertama tahun ini.

Sektor konstruksi juga mengalami perlambatan pada Maret ini. Meski, sektor manufaktur sedikit mengalami peningkatan.

Sektor yang paling terdampak Brexit adalah sektor properti. Harga rumah di ondon turun 3,8 persen pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Berdasarkan data pemberi pinjaman hipotek Nationwide, penurunan tersebut adalah yang tertajam sejak 2009.

"Karena Brexit dan tingginya ketidakpastian ekonomi memicu kehati-hatian pembeli," ujar kepala penasihat ekonomi EY ITEM Club Howard Archer.

Royal Institution of Chartered Surveyors mengindikasikan adanya penurunan permintaan dan penjualan selama enam bulan berturut-turut hingga Februari. Sebesar 77 persen responden survei mengonfirmasi bahwa kebingungan Brexit menekan pasar properti.

Selain itu, investasi di Inggris merosot 0,9 persen dalam tiga bulan di akhir 2018. Merosotnya investasi tersebut terjadi untuk pertama kalinya sejak krisis finansial global.

Bank sentral Inggris, Bank of England pun mengestimasikan perekonomian Inggris lebih kecil 2 persen dari yang seharusnya jika pemilik hak suara tetap memilih bergabung dengan Uni Eropa.

Artinya, perekonomian Inggris telah kehilangan 800 juta poundsterling atau setara dengan 1 miliar dollar AS dalam satu pekan.

https://money.kompas.com/read/2019/04/03/094500426/brexit-tak-kunjung-pasti-bikin-ekonomi-inggris-kian-loyo

Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke