Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inilah 4 Negara yang Paling Diuntungkan Perang Dagang China-AS

Pasalnya, akibat perang dagang ini, konsumsi penduduk Amerika Atas barang-barang China jadi kian berkurang. Namun, alih-alih meningkatkan produksinya di AS, peritel memilih untuk menghindari tarif Presiden Donlad Trump dengan beralih ke pemasok di negara-negara Asia lain.

Seperti dikutip dari CNN, Kamis (4/7/2019), Biro Sensus setempat menyatakan, tren penurunan impor dari China terjadi dalam waktu lebih dari 1 tahun sejak negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan China dilakukan.

Selama lima bulan pertama tahun ini, Amerika Serikat mengimpor 12 persen lebih sedikit produk-produk asal China jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Namun, impor dari Vietnam melonjak hingga 36 persen, Taiwan 23 persen, Bangladesh 14 persen, dan Korea Selatan 12 persen.

Tarif yang diterapkan oleh Presiden Trump membuat barang-barang konsumer seperti topi baseball, koper, sepeda dan tas tangan yang diproduksi di Cina lebih mahal bagi importir Amerika. Tarif tersebut juga berlaku untuk berbagai mesin dan barang industri, termasuk suku cadang untuk mesin pencuci piring, mesin cuci pakaian, pengering dan filter air.

Pada Mei lalu, pelaku bisnis Amerika Serikat pun dikejutkan dengan tambahan tarif untuk 200 miliar produk China dari yang sebelumnya 10 persen menjadi 25 persen. Trump juga mengancam bakal menerapkan tarif untuk produk impor lainya seperti ponsel, mainan, sepatu bahkan ikan.

Pekan lalu, Presiden Trump menyatakan kembali kepada jalur negosiasi dan tarif baru yang bakal diterapkan untuk China ditunda terlebih dahulu. Sebab, dirinya telah melakukan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping pada KTT G20 di Osaka, Jepang.

Trump pun meyakini China bakal menyetujui kesepakatan lantaran tarif yang dikenakan pada barang-barang China merugikan bisnis.

"China semakin hancur oleh perusahaan yang meninggalkan China, pergi ke negara lain, termasuk negara kita," katanya dalam sebuah wawancara dengan CNBC bulan lalu.

Sekitar 40 persen dari perusahaan yang disurvei pada bulan Mei oleh Kamar Dagang Amerika dan mitranya di Shanghai mengatakan mereka sedang mempertimbangkan atau telah merelokasi beberapa manufaktur ke luar China karena tarif.

Bagi mereka yang telah memindahkan produksi, sekitar seperempat bergeser ke Asia Tenggara. Kurang dari 6 persen mengatakan mereka telah pindah atau sedang mempertimbangkan untuk pindah ke Amerika Serikat.

Sementara impor dari negara-negara di luar China telah meningkat secara signifikan tahun ini, beberapa produksi sudah pindah ke luar Cina ke tempat-tempat dengan upah yang jauh lebih rendah jauh sebelum Trump mulai memberlakukan tarif.

Impor AS dari negara-negara seperti Vietnam dan Korea Selatan terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir karena negara-negara tersebut telah meningkatkan produksi pakaian jadi dan elektronik.

Taiwan dan Korea Selatan lebih fokus pada barang-barang teknologi tinggi seperti semikonduktor, tetapi Vietnam dan Bangladesh memberikan tawaran upah yang kompetitif sehingga menjadikannya tempat yang menarik untuk membuat barang-barang konsumen seperti pakaian dan sepatu.

https://money.kompas.com/read/2019/07/04/073200726/inilah-4-negara-yang-paling-diuntungkan-perang-dagang-china-as

Terkini Lainnya

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke