Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jika Brexit Terwujud, Bagaimana Dampaknya ke Ekonomi Inggris?

LONDON, KOMPAS.com - Harapan keluarnya Inggris dari Uni Eropa dengan kesepakatan antara kedua belah pihak nampaknya kian memudar.

Skenario Brexit (British exit) yang rencananya bakal direalisasikan sebelum tanggal 31 Oktober mendatang memiliki berbagai risiko.

Berdasarkan hasil riset Institute for Fiscal Studies (IFS) yang dikutip dari CNN, Rabu (9/10/2019), ekonomi Inggris tidak akan tumbuh sama sekali pada tahun 2020 dan 2021 mendatang jika no-deal Brexit terealisasi.

Pasalnya, Uni Eropa merupakan mitra dagang terbesar Inggris. Sebesar 44 persen dari ekspor barang dan jasa Inggris pada 2017 lalu ditujukan ke Uni Eropa.

Di sisi lain, roset pemerintah yang dipublikasikan pada Selasa (8/10/2019) menunjukkan iklim bisnis Inggris harus memayar ongkos administrasi tambahan hingga 9,2 miliar dollar AS setiap tahun jika terjadi no deal Brexit.

Tingkat utang pun bakal meningkat, bahkan mencapai 90 persen dari keseluruhan pengeluaran perekonomian. Hal tersebut angka tertinggi sejak pertengahan 1960.

Pemerintah Inggris bakal meningkatkan jumlah utang untuk mendorong belanja dan menggenjot pertumbuhan ekonomi.

Namun demikian, konsumsi rumah tangga yang melemah juga pertumbuhan investasi yang melambat, menurut IFS bakal menghambat belanja pemerintah.

Dipangkasnya suku bunga hingga 0 persen dan pelonggaran kuantitatif yang dilakukan oleh bank sentral hingga 61 miliar dollar AS tidak cukup untuk jadi stimulus.

Pasalnya, merosotnya pertumbuhan perdagangan juga bakal memengaruhi pertumbuhan ekonomi.

IFS mengatakan, pada 2022 mendatang, ekonomi Inggris hanya akan tumbuh sekitar 1,1 persen.

Pemerintah Inggris pun harus kembali melakukan penghematan agar tingkat utang tetap terkendali. Paska Brexit, dalam jangka panjang perekonomian Inggris akan sangat bergantung pada kebijakan pemerintah terkait tarif, regulasi dan imigrasi.

Meski skenario terbaik bagi perekonomian Inggris adalah dengan membatalkan rencana Brexit, namun bukan berarti masalah Inggris lantas selesai.

Perekonomian Inggris jika dibandingkan dengan tiga tahun yang lalu sudah lebih rendah 2,5 persen.

Menurut Chief Economist Citibank Inggris Christian Schulz, kalaupun Inggris batal melakukan Brexit, melambatnya pertumbuhan investasi yang sudah terjadi dalam tiga tahun belakangan akan sulit diatasi.

"Masalah ini akan melekat pada perekonomian Inggris dalam waktu yang lama," ujar dia.

https://money.kompas.com/read/2019/10/09/174300526/jika-brexit-terwujud-bagaimana-dampaknya-ke-ekonomi-inggris-

Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke