Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rupiah Berpeluang Menguat Esok Hari, Ini Penyebabnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Kurs rupiah kembali menguat tipis di tengah pelemahan nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) terhadap mayoritas mata uang utama dunia.

Pernyataan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang mengatakan pihaknya tidak menutup kemungkinkan untuk memotong suku bunga acuan AS, sedikit meredam kekhawatiran pelaku pasar di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kurs tengah rupiah menguat tipis 0,18 persen ke level Rp 14.157 per dollar AS pada Kamis (10/10/2019). Sementara mengutip data Bloomberg, kurs spot rupiah sedikit menguat 0,16 persen ke level Rp 14.150 per dollar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menyatakan, penguatan kurs rupiah disebabkan oleh faktor eksternal dan internal yang saling mendukung.

Di sisi eksternal, Ibrahim menilai berita mengenai perang dagang antara AS dan China memiliki perbedaan dan sering bertentangan dari masing-masing media tiap negara.

Akibatnya, pelaku pasar dan investor perlu mencerna berbagai laporan tersebut dengan menyimpulkan AS dan China kemungkinan akan membuat kesepakatan dalam pertemuan di pekan depan.

Namun, yang menjadi harapan bagi pasar adalah pidato Powell yang mengatakan The Fed akan mulai memperluas neracanya. The Fed juga tidak mengesampingkan kemungkinan pemotongan kembali suku bunga tahun 2019.

"Analis memperkirakan The Fed memiliki sinyal kuat untuk menurunkan suku bunga acuannya lebih cepat, saat pertemuan 29-30 Oktober mendatang," kata Ibrahim, Kamis.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga mengisyaratkan meminta perpanjangan batas waktu negosiasi Brexit hingga 31 Oktober mendatang.

Menurut Ibrahim, jika Inggris tidak mendapatkan kesepakatan di KTT minggu depan, pelaku pasar akan enggan untuk menentukan harga dalam skenario terburuk.

Sementara itu, dari domestik ada sentimen mengenai pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yang masih optimistis bahwa dana repartriasi sebesar Rp 147 triliun tidak akan lari keluar negeri.

Apalagi pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah dan BI menjadikan pelaku pasar kembali optimis bahwa isu dana repatriasi akan keluar negeri hanyalah isu semata.

Keyakinan pemerintah tersebut berdampak pada arus modal asing yang kembali masuk ke pasar dalam negeri. Sehingga strategi yang dilakukan pemerintah ataupun BI membuahkan hasil yang memuaskan. Terbukti dari mata uang garuda yang berada di zona positif.

Berdasarkan sentimen-sentimen tersebut, Ibrahim memproyeksi rupiah di perdagangan Jumat (11/10/2019) masih akan menguat karena faktor eksternal yang masih mendukung pasar. Dia memproyeksi rupiah menguat di rentang harga Rp 14.110-Rp 14.176 per dollar AS. (Yasmine Maghfira)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Dolar AS kembali melemah, rupiah berpeluang menguat pada perdagangan esok

https://money.kompas.com/read/2019/10/10/201300626/rupiah-berpeluang-menguat-esok-hari-ini-penyebabnya

Terkini Lainnya

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke