Menurut ekonom Bank Permata Josua Pardede, rupiah diproyeksikan akan menguat. Hanya saja penguatannya cenderung statis. Ini dinilai akibat peningkatan optimisme investor global yang mendorong mata uang regional Asia.
"Ini terdorong peningkatan optimisme dari investor dan mendorong Rupiah. Selain itu ketidakpastian dari sisi trade negosiation," kata Josua kepada Kompas.com, Rabu (27/11/2019).
Josua mengatakan waktu yang disepakati untuk negosiasi dagang AS dan China sudah dekat, yakni bulan Desember 2019. Hanya saja komunikasi belum finnal, sehingga berpengaruh pada sentimen global.
Beberapa mata uang Asia kompak melemah, seperti dollar Hongkong melemah 0,01 persen atau 7.829 per dollar AS. Begitu juga denga dollar Singapura yang melemah 0,06 persen pada level 1.464 per dollar AS. Selanjutnya Yen Jepang melemah 0,06 persen pada level 109 per dollar AS.
Namun, mata uang Asia seperti Yen China tampak menguat 0,01 persen pada level 7.021 per dollar AS.
Josua memproyeksikan rupiah sepanjang hari ini akan berada pada level Rp 14.060 per dollar AS hingga Rp 14.125 per dollar AS.
https://money.kompas.com/read/2019/11/27/093253926/dibuka-melemah-rupiah-diproyeksikan-menguat-karena-optimisme-global