Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Virus Corona Masih Akan Membayangi IHSG Pekan Ini

"Melihat tekanan Indeks global akibat wabah virus corona yang menyebar dengan cepat IHSG sangat mungkin turun kembali pada pekan ini," kata Direktur PT. Anugerah Mega Investama, Hans Kwee kepada Kompas.com , Sabtu (1/2/2020).

Menurut dia, pasar Indonesia mengalami tekanan cukup tinggi beberapa hari terakhir. Selain faktor virus corona, besarnya nilai portofolio serta belum kondusifnya pasar saham Indonesia membuat terjadi tekanan turun pasar pasar saham.

Pada perdagangan Jumat, kekawatiran virus corona sempat mereda tetapi IHSG tetap mengalami tekanan turun cukup kuat.

Melansir RTI, pada penutupan perdagangan BEI Jumat, IHSG ditutup pada level 5.940 turun 117 poin atau 1,94 dibandingkan penutupan Kamis 6.076.

Masuknya IHSG ke zona merah tentunya tak lepas dari sentimen eksternal. Laba korporasi perusahan AS masih akan menjadi sentiment pasar.

Berdasarkan data FactSet ada 200 perusahaan S&P 500 telah melaporkan laba kuartalan, dan 70 persen di antaranya membukukan keuntungan lebih baik dari perkiraan.

FactSet memperkirakan laba S&P 500 berpeluang turun 2 persen pada kuartal keempat secara year over year. Sedangkan sebagian analis memperkirakan laba emiten pada indeks S&P 500 berpeluang turun 0,8 persen pada kuartal keempat, tetapi analis memperkirakan terjadi kenaikan laba 5,8 persen pada kuartal pertama 2020.

Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan epidemi virus Korona sebagai darurat global. Namun, WHO tidak merekomendasikan pembatasan perjalanan ke China dan menyampaikan China memiliki situasi yang terkendali.

Ini membuat pasar dunia sempat pulih di tengah pekan. Tentunya ini menimbukan optimisme perekonomian China dan global tidak akan terlalu terganggu akibat virus corona.

Di belahan dunia lain langkah penanggulana sudah dilakukan. Misalkan saja di AS dimana Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat telah memerintahkan karantina semua orang yang dipulangkan dari Tiongkok ke sebuah pangkalan udara di California.

"Pelemahan bursa Wall Street sedikit tertahan juga karena Direktur CDC Robert Redfield menyatakan dampak risiko virus corona terhadap publik AS tergolong rendah," ungkapnya.

Sementara itu, kalangan ekonom dan pelaku pasar memproyeksikan Indeks Manufaktur China periode Februari 2020 akan berada di 40-45 poin atau turun tajam akibat merebaknya wabah virus corona.

Sektor tambang mengalami koreksi di tengah kekhawatiran bahwa China dan pasar raksasa bahan baku akan terhenti jika epidemi memburuk.

Saham-saham maskapai penerbangan juga memperpanjang koreksi karena lebih banyak akibat banyak maskapai melakukan penundaan penerbangan ke China.

Di luar sentimen virus corona, Komite Pasar Terbuka Federal ( FOMC ) memutuskan, The Fed tetap mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 1,5 persen hingga 1,75 persen

The Fed menyatakan faktor penentu kebijakan ini adalah target inflasi dapat kembali ke level 2 persen, indikator lapangan kerja akan tetap kuat dan pertumbuhan ekonomi masih akan berlangsung moderat.

Hans memproyeksikan IHSG akan bergerak pada level 5.900 sampai 5.767 dan resistance di level 6.000 sampai 6.152.

Ia mengimbau pelaku pasar bisa tetap tenang dalam menyikapi sentimen ini.

"Pelaku pasar harus tetap tenang dan memanfaatkan momentum ini untuk BOW ketika terjadi koreksi," tegasnya.

https://money.kompas.com/read/2020/02/03/060800226/virus-corona-masih-akan-membayangi-ihsg-pekan-ini

Terkini Lainnya

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

[POPULER MONEY] Buntut Ajak Youtuber Korsel ke Hotel, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan | Intip Tawaran 250 Merek Waralaba di Pameran Franchise Kemayoran

Whats New
Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Cukupkah Ekonomi Tumbuh 5,11 Persen?

Whats New
3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

3 Cara Blokir Kartu ATM BRI, Bisa lewat HP

Whats New
Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Singapore Airlines Group Pesan 1.000 Ton Bahan Bakar Berkelanjutan dari Neste

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke