Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Virus Corona dan Pilpres AS Pertanda "Black Swan", Indonesia Harus Waspada

Pertama, saat pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat 2020 nanti dan virus corona yang kini mewabah.

"Ini dua hal 'black swan' yang harus kita waspadai. Peristiwa 'black swan' tapi dampaknya besar ini, sudah beberapa kali terjadi," kata dia di Menara Kompas, Jakarta, Jumat (21/2/2020).

Virus Corona ini sebagai angsa hitam alias sesuatu yang langka dan memiliki dampak besar terhadap perekonomian dunia. Sebutan ini mengacu pada teori Black Swan-nya Nicholas Thaleb yang ditulis dalam bukunya berjudul The Black Swan pada tahun 2007 lalu.

Bahkan, kekhawatiran ekonom berlanjut hingga 18 bulan ke depan karena resesi di AS.

"Kita khawatir sampai 18 bulan ke depan ada resesi di Amerika. Biasanya kejadian resesi terjadi bukan saat negatif, tapi 12-18 bulan setelah dia negatif. Indeks manufaktur sudah berkisaran 50 di Amerika. Jika di bawah itu berarti kontraksi," ujarnya.

Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell yang kemungkinan akan menahan kembali suku bunganya tahun ini, menurut dia, juga harus diwaspadai.

David mengingatkan, apabila harga-harga saham mulai melonjak itu juga pertanda sebagai tanda munculnya "angsa hitam".

"Satu lagi mengenai "black swan" harga-harga saham di Amerika yang terus bubble sekarang. Virus Corona yang sekarang kita hadapi, ini salah satu yang harus kita waspadai kemungkinan "black swan", katanya.

Virus corona menicu bergejolaknya perekonomian, juga dibenarkan oleh Presiden Succor Aset Management, Jemmy Paul.

"Apakah virus corona bakal 'black swan' saya rasa sangat mungkin ya. Karena kita bicara 2020, saya melihat pengaruh ke indeks global mungkin 2021. Dengan kenaikan emas ini akan berpengaruh kepada indeks," ucapnya.

https://money.kompas.com/read/2020/02/21/201600926/virus-corona-dan-pilpres-as-pertanda-black-swan-indonesia-harus-waspada

Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke