Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Turun 6 Hari Berturut-turut, Harga Minyak Jatuh ke Level Terendah sejak Juli 2017

Penyebaran virus corona dengan cepat ke berbagai penjuru dunia telah memicu kekhawatiran dampaknya terhadap perlambatan ekonomi global yang akan menekan permintaan energi.

Minyak mentah berjangka Brent paling aktif untuk pengiriman Mei turun 2,06 dollar AS atau 4,0 persen, menjadi 49,67 dollar AS per barrel, terendah sejak Juli 2017.

Sementara minyak mentah berjanga Brent untuk pengiriman April kehilangan 1,66 dollar AS atau 3,2 persen, menjadi menetap di 50,52 dollar AS per barrel.

Adapun minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) jatuh 2,33 dollar AS atau 5,0 persen, menjadi ditutup di 44,76 dollar AS.

Itu adalah penutupan terendah untuk Brent dan WTI sejak Desember 2018.

Untuk minggu ini, Brent kehilangan hampir 14 persen, penurunan persentase mingguan terbesar sejak Januari 2016.

Sementara WTI merosot lebih dari 16 persen merupakan penurunan persentase mingguan terbesar sejak Desember 2008.

Kepanikan virus corona juga membuat pasar saham global dan harga-harga industri dan logam mulia anjlok, dengan kerugian sebesar 5 triliun dollar AS.


Virus corona menyebar lebih lanjut, dengan kasus yang dilaporkan untuk pertama kalinya di enam negara di tiga benua, menghancurkan pasar dan mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk meningkatkan peringatan risiko dampaknya menjadi "sangat tinggi."

"Secara virtual semua aset tetap berusaha untuk secara akurat mendiskon PDB dan dampak permintaan dari virus corona yang tampaknya masih menyebar daripada menyusut," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois, dalam sebuah laporan.

China melaporkan 327 kasus baru, terendah dalam lebih dari sebulan, tetapi wabah melonjak di tempat lain. Angka WHO terbaru menunjukkan lebih dari 82.000 orang telah terinfeksi, dengan lebih dari 2.700 kematian di China dan 57 kematian di 46 negara lainnya.

Kemerosotan harga patokan minyak mentah Brent akan memusatkan perhatian pada pertemuan minggu depan antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+.

"OPEC+ harus memberikan penurunan produksi lebih dalam karena harga minyak tetap jatuh bebas," Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York, mengatakan dalam sebuah laporan.

Beberapa anggota penting OPEC condong ke arah pengurangan produksi minyak yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya, empat sumber dengan pengetahuan perundingan mengatakan.

Arab Saudi, produsen terbesar di OPEC, dan beberapa anggota lainnya sedang mempertimbangkan pengurangan satu juta barel per hari (bph) untuk kuartal kedua 2020, naik dari pemotongan yang awalnya diusulkan 600.000 barel per hari, kata sumber tersebut.

OPEC+ dijadwalkan bertemu di Wina pada 5-6 Maret.

https://money.kompas.com/read/2020/02/29/093700326/turun-6-hari-berturut-turut-harga-minyak-jatuh-ke-level-terendah-sejak-juli

Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke