Dalam rapat tersebut, bank sentral memutuskan untuk meningkatkan pelonggaran moneter darurat dengan membeli obligasi dalam jumlah tak terbatas guna membantu pemerintah menangani virus corona (Covid-19).
Dikutip dari Channel News Asia, BoJ bakal meningkatkan pembelian obligasi korporasi dan surat berharga lebih dari 2 kali lipat kapasitasnya mencapai 20 triliun yen atau 186 miliar dollar AS. Setara hampir Rp 3.000 triliun (kurs Rp 15.500).
Tak hanya itu, bank sentral Negeri Sakura ini telah meningkatkan pembelian obligasi sekitar 80 triliun yen per tahun, sebuah langkah untuk mendukung pembiayaan Japan Inc ketika negara itu bergulat dengan sebaran virus corona.
"Langkah ini sebagian besar simbolis, tapi lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa. Mengingat tidak ada yang tahu kebijakan terbaru dapat membalikkan ekonomi," kata ekonom senior di NLI Research Institute, Taro Saito mengutip CNA, Senin (27/4/2020).
"Bahkan sebelum mengangkat batas plafon 80 triliun yen pada pembelian obligasi pemerintah, pembelian BoJ jauh di bawah langit-langit," sambungnya.
Dalam rapat tersebut, bank sentral juga memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi pada 2020. Bank sentral memperkirakan ekonomi akan terkontraksi sampai 5 persen untuk tahun fiskal saat ini hingga Maret 2021.
Untuk tahun lalu hingga bulan lalu, BoJ memperkirakan ekonomi menyusut 0,1 persen menjadi 0,4 persen, dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan sebelumnya, sekitar 0,8-0,9 persen.
https://money.kompas.com/read/2020/04/27/190000526/redam-efek-corona-bank-of-japan-siap-gelontorkan-dana-tanpa-batas
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan