Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Uni Eropa Gugat Amazon Terkait Dugaan Monopoli

Dikutip dari CNN, Rabu (11/11/2020), Uni Eropa menilai Amazon telah menyalahgunakan dominasi di bidang penjualan online dan telah melakukan investigasi lanjutan terhadap praktik usaha perusahaan yang didirkan oleh Jeff Bezos itu.

Pimpinan Komisi Eropa bidang anti monopoli Margarethe Vestager menuduh Amazon telah menyalahgunakan dominasi mereka secara ilegal di pasar perdagangan online seperti Jerman dan Prancis. Keduanya merupakan pasar terbesar di Uni Eropa.

Investigasi pun telah dilakukan oleh komisi sejak tahun 2019 untuk menyelidiki peran ganda Amazon baik sebagai riteler maupun marketplace. Komisi Eropa telah menyelidiki perjanjian antara Amazon dan riteler independen, dan dugaan data dari penjual digunakan secara tidak adil oleh raksasa e-commerce yang juga menjual produknya sendiri.

Vestager pun mengatakan, hasil investigasi menunjukkan Amazon telah menggunakan data non publik yang dimiliki oleh penjual eceran, seperti jumlah produk yang dipesan dan pendapatan para penjual, serta algoritma dari penjual tersebut. Data itu digunakan untuk memutuskan produk apa yang akan diluncurkan oleh Amazon dan harga dari setiap barang yang akan dijual.

"Hal itu membuat Amazon bisa mengerdilkan peran pihak ketiga dan meningkatkan kapasitas mereka untuk tumbuh," ujar dia.

Namun demikian, Amazon tidak sepakat dengan hal itu.

"Kami tidak sepakat dengan penilaian awal Komisi Eropa dan akan melanjutkan berbagai upaya untuk memastikan mereka benar-benar memahami fakta," ujar perusahaan dalam keterangan tertulis.


Adapun pihak Komisi Eropa menyatakan lebih dari 70 persen konsumen e-ommerce di Prancis dan lebih dari 80 persen di Jerman telah melakukan pembelian di Amazon dalam 12 bulan terakhir.

"Kami tidak memiliki masalah dengan kesuksesan Amazon atau seberapa besar mereka, kekhawatiran kami adalah terkait dengan perilaku bisnis yang mengganggu persaingan usaha," ujar dia.

Atas gugatan tersebut, Amazon bakal dikenai denda sebesar 10 persen atas pendapatan mereka di seluruh dunia.

Jika dihitung berdasarkan perkiraan pendapatan perusahaan tahun ini, maka besaran denda yang membayangi Amazon sekitar 37 miliar dollar AS.

Komisi mengatakan, pandangan awal saat ini menyatakan Amazon telah melanggar aturan anti monopoli di Uni Eropa. Namun demikian, penyelidikan masih akan dilanjutkan sebelum hukuman diberlakukan.

Saat ini, otoritas anti monopoli Uni Eropa tengah melakukan penyelidikan kedua. Penyelidikan tersebut terkait dengan kemungkinan Amazon merekayasa layanan jasa logistik dan pengiriman kepada para penjual ritel, atau penjual ritel benar-benar memilih untuk menggunakan jasa perusahaan itu.

"Kekhawatiran kami Amazon mungkin secara artifisial mendorong riteler mereka untuk menggunakan jasa mereka, di mana hal itu membuat mereka kian tenggelam di dalam ekosistem Amazon," ujar Vestager.

https://money.kompas.com/read/2020/11/11/083100726/uni-eropa-gugat-amazon-terkait-dugaan-monopoli

Terkini Lainnya

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke