Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Di Tengah Pandemi Covid-19, Bagaimana Kinerja Perekonomian Sepanjang 2020?

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik bakal mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi (PE) sepanjang tahun 2020 hari ini, Jumat (5/2/2021).

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 telah menekan kondisi perekonomian di banyak negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.

Pemerintah memperkirakan, pada kuartal IV-2020 pertumbuhan ekonomi masih akan minus di kisaran 2,9 persen hingga 0,9 persen.

Perkiraan tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan proyeksi-proyeksi yang sebelumnya diberikan, yakni kinerja perekonomian akan kian mendekati 0 persen dan ke arah positif.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, masih dalamnya batas bawah proyeksi tersebut terjadi lantaran konsumsi masyarakat atau konsumsi rumah tangga yang masih akan tertekan di akhir tahun.

Ia memperkirakan konsumsi rumah tangga pada kuartal IV di proyeksi masih tertekan di kisaran minus 3,6 persen hingga minus 2,6 persen.

"Karena Covid-19 meningkat pesat di bulan Desember ini dan langkah-langkah untuk melakukan pembatasan sosial mulai diketatkan, sehingga konsumsi tidak bisa terjadi normalisasi lebih cepat dari seperti yang diprediksi semula," jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa secara virtual, Senin (21/12/2020).

Dengan demikian, dalam tiga kuartal di tahun 2020, kinerja perekonomian akan mengalami minus secara berturut-turut.

Sebab, pada kuartal II-2020, pertumbuhan ekonomi tercatat minus 5,32 persen, serta di kuartal III, pertumbuhan ekonomi tercatat mengalami kontraksi -3,49 persen.

Sri Mulyani pun memperkirakan, untuk keseluruhan tahun 2020, pertumbuhan ekonomi bakal mengalami minus 2,2 persen hingga 1,7 persen.

Angka tersebut jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya di mana pertumbuhan ekonomi di perkirakan minus 1,7 persen dan masih bisa tumbuh positif di kisaran 0,6 persen.

Pasalnya, hingga akhir tahun Sri Mulyani memperkirakan konsumsi rumah tangga bakal minus 2,7 persen hingga minus 2,4 persen.

Sementara itu indikator lain seperti konsumsi pemerintah juga masih minus di kisaran minus 0,3 persen hingga 0,3 persen positif hingga akhir tahun.

Sedangkan untuk investasi bakal terkontraksi hingga 4 persen keseluruhan tahun.

"Ekspor yang mengalami perbaikan cukup baik di November sehingga outlook kuartal IV minus 2,6 persen dan bisa mendekati slightly di bawah 0,6 persen. Sementara untuk keseluruhan tahun di minus 6,2 persen hingga negatif 5,7 persen," jelas Sri Mulyani.

"Impor satu-satunya agregat demand yang sebelumnya masih belum menunjukkan pemulihan sudah mulai membaik. Dan seluruh agregat demand sudah menunjukkan pembalikan yang konsisten dibanding kuartal II," ujar dia.

Proyeksi pemerintah tersebut pun sejalan dengan proyeksi beberapa lembaga multilateral dunia.

Bank Dunia misalnya, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2020 ini sebesar 2,2 persen.

Sementara untuk Dana Moneter Internasional (IMF), memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 mengalami kontraksi 1,5 persen dan Bank Pembangunan Asia (ADB) memproyeksi pertumbuhan ekomi RI di 2020 minus 2,2 persen.

https://money.kompas.com/read/2021/02/05/072742426/di-tengah-pandemi-covid-19-bagaimana-kinerja-perekonomian-sepanjang-2020

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke