Usai menggelar RUPST, emiten berkode SRTG ini langsung mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Hasil RUPSLB menyetujui usulan manajemen Saratoga untuk melakukan pemecahan nilai saham (stock split) dengan rasio 1:5.
"Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan pemegang saham yang telah memungkinkan perseroan untuk mengeksekusi setiap rencana investasi. Kami yakin bahwa keputusan pembagian dividen dan stock split ini akan menjadikan Saratoga semakin menarik sebagai partner investasi di pasar modal Indonesia," ujar Presiden Direktur Saratoga Michael W.P. Soeryadjaya melalui keterangan tertulis.
Di tengah situasi pandemi Covid-19, SRTG tetap menjaga momentum pertumbuhan portofolio investasi secara positif. Hal tersebut tercermin dari nilai aset bersih yang tumbuh sebesar 39 persen menjadi Rp 31,70 triliun.
"Selama pandemi, fokus dari strategi kami adalah mempertahankan ketahanan operasional, baik pada perusahaan induk maupun seluruh perusahaan portofolio investasi. Dengan tetap mengutamakan prinsip prudent (kehati–hatian) dalam mengelola semua risiko dan konsisten menerapkan strategi diversifikasi, kami bersyukur target ketahanan operasional dapat dicapai dengan baik," katanya.
Pada tahun 2020, nilai investasi SRTG di PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) naik 120 persen menjadi Rp 10,18 triliun dan nilai investasi di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) tumbuh 56 persen menjadi Rp 12,64 triliun.
Selain itu, Saratoga juga membukukan pendapatan dividen di tahun 2020 sebesar Rp 750 milliar. Sebagian besar dikontribusikan oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar Rp 215 miliar, TBIG Rp 214 miliar, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) sebesar Rp 210 miliar dan PT Provident Agro Tbk (PALM) sebesar Rp 105 miliar.
Strategi investasi SRTG
Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan mengatakan, untuk mendukung pemerintah dalam melakukan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19, pihaknya akan terus mengoptimalkan investasi di lini bisnis yang menjadi kebutuhan utama masyarakat.
Perseroan juga akan mendorong portofolio investasi untuk menjalankan ekspansi bisnis agar mampu menjangkau lebih banyak pasar dan menjadi solusi masyarakat.
Ekspansi yang dimaksud adalah PT Famon Awal Bros Sedaya (Primaya Hospital). Rencananya, semester I tahun ini, Primaya Hospital akan meluncurkan empat rumah sakit baru.
Sementara untuk mendukung percepatan digitalisasi di Indonesia, TBIG juga terus memperkuat infrastruktur telekomunikasinya dengan mengakuisisi 3.000 menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST).
Untuk mendukung ekspansi portofolio, perusahaan yang didirikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno ini juga konsisten melakukan aksi korporasi dan melakukan peningkatan investasi. Seperti di Mulia Bosco Logistik kepemilikan saham perseroan bertambah dari 7,5 persen menjadi 23,7 persen.
Perusahaan juga telah menambah kepemilikan saham perseroan di MPMX sebanyak 4,34 persen di bulan ini. RUPSLB hari ini selain stock split, pemegang saham juga menyetujui rencana buy back saham perseroan sebanyak-banyak 25 juta saham atau 0,92 persen dari saham di setor.
https://money.kompas.com/read/2021/04/28/200700026/saratoga-tebar-dividen-rp-298-43-miliar-