Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berapa Harga Pemakaman di San Diego Hills?

JAKARTA, KOMPAS.com - Area pemakaman San Diego Hills di Karawang, Jawa Barat, merupakan salah satu pemakaman mewah yang ada di Indonesia. Kompleks pemakaman mewah ini sering digunakan sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi sejumlah pesohor di Indonesia.

Sebut saja Arswendo Atmowiloto, mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Hari Sabarno, dan Asraf Sinclair.

Selain itu, beberapa pengusaha juga dimakamkan di San Diego Hills, antara lain Michael Ruslim, Presiden Direktur Astra International; William Suryajaya, Founder Astra; dan Pendiri PT Sinar Sosro, Soetjipto Sosrodjojo.

Lantas, berapa harga makam di San Diego Hills?

Mengutip pemberitaan di Kompas.com, harga area pemakaman mewah ini terbagi menjadi empat tipe, yaitu Single Burial, Semi Private, Private Estate, dan Peak Estate.

Berikut rincian harganya: 

  • Single Burial

Untuk tipe ini, harga yang ditawarkan mulai dari Rp 37 jutaan hingga Rp 84 jutaan. Untuk ukurannya, mulai dari 1,1 x 3 m (standar), 1,5 x 2.6 m (standar), dan 1,5 x3 m (eksklusif).

Tipe lahan pemakaman ini hanya diperuntukkan satu orang dan dibangun tanpa pembatas dengan makam lainnya.

  • Semi Private

Harga tipe lahan Semi Private ditawarkan dengan harga mulai Rp 224 juta hingga Rp 457 jutaan. Tipe ini adalah tipe di atas yang Single Burial. Selain lebih privasi (dibatasi oleh tembok atau tanaman), makam tipe semi private umumnya dibuat dekat dengan jalan, sehingga akan memudahkan keluarga apabila ingin berziarah karena dekat dengan jalan dan area parkir.

  • Private Estate

Untuk tipe ini, harga yang ditawarkan mulai dari Rp 650 juta hingga Rp 1,7 miliar. Tipe Private Estate adalah makam yang disediakan untuk 4-8 orang.

Ukurannya bervariasi, mulai dari 23 m2 hingga 91 m2. Tipe ini dibatasi dengan tembok sekeliling lahan makam setinggi 45 cm.

  • Peak Estate

Ini merupakan tipe termewah dan termahal di area pemakaman San Diego Hills. Harga yang ditawarkan minimal Rp 4 miliar.

Tipe Peak Estate adalah tipe yang paling eksklusif, di mana posisinya berada tepat di atas bukit dengan luas paling kecil untuk di area Universal adalah 124 m2, sedangkan untuk di area pemakaman Islam tipe Peak Estate paling kecil berukuran 40 m2 yang berada di Mansion Mercy.

Untuk tipe ini diperbolehkan mendirikan bangunan (gazebo)/memodifikasi makam, memasang keramik pada makam, membuat nisan berdiri, menanam pohon, tanaman, atau menaruh patung.

Selain itu, tipe Peak Estate ini disediakan akses jalan langsung menuju lokasi makam, disediakan jalan berupa jalan beton atau paving block. Sehingga, keluarga yang berziarah akan merasa tenang dan nyaman berada di pemakaman, serta privasi Anda ketika berziarah akan lebih terjaga, bisa berlama-lama dengan keluarga.

Sejarah San Diego Hills
Pembuatan San Diego Hills awalnya mengacu pada pengalaman pendiri Lippo Group, Mochtar Riady. Pada awal tahun 2000-an, Mochtar memindahkan makam orangtuanya dari Malang ke Karawang, yang menjadi lokasi San Diego Hills sekarang.

Pemindahan dilakukan karena setiap kali berziarah, Mochtar merasa tidak nyaman dengan suasana pemakaman. Dalam perjalanan waktu, Mochtar Riady berpikir mengapa Lippo tidak sekalian membangun memorial park yang bagus.

Pihaknya pun belajar dari Forest Lawn di Amerika Serikat. Forest Lawn memiliki lahan pemakaman di sejumlah wilayah di AS.

Konsep pemakaman yang dibangun Forest Lawn tidak menyeramkan, tetapi membuat memorial park.

Konsep tersebut yang akhirnya diterapkan di San Diego Hills. Jadi, di San Diego Hills, orang berziarah ke makam orang yang dicintai sambil berwisata. Kompleks pemakaman ini pun didirikan pada 2007.

https://money.kompas.com/read/2021/06/02/090000826/berapa-harga-pemakaman-di-san-diego-hills

Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke