Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sri Mulyani: Ada Perusahaan Tak Setor PPh, Jahat

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, masih ada perusahaan yang tidak menyetor pajak penghasilan (PPh) karyawannya.

Hal ini terjadi meski pemotongan pajak terus dilakukan kepada karyawan tersebut setiap bulan. Bendahara negara ini lantas menyebut perusahaan tersebut jahat lantaran negara tidak memperoleh pemasukan pajak yang seharusnya.

"Kadang-kadang perusahaan memotong PPh dari karyawannya namun tidak disetor, nah itu jahat itu. PPN juga kadang-kadang perusahaan motong PPN," kata Sri Mulyani dalam sosialisasi UU HPP, Jumat (18/12/2021).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyatakan, Kemenkeu tidak segan-segan melontarkan sanksi kepada perusahaan pengemplang pajak itu. Sanksinya administratif sebesar 75 persen untuk PPh dipotong namun tidak disetor.

Sementara untuk PPh kurang dibayar dikenakan sanksi bunga perbulan sebesar suku bunga acuan ditambah uplift factor 20 persen dengan kurun maksimal 24 bulan. Sanksi yang sama juga berlaku untuk PPh kurang dipotong.

"Kalau dia tidak membayar pajak sanksinya sama dengan berapa nilai uang yang hilang berdasarkan suku bunga berlaku. Kalau menunda pajak misal bayar tahun 2018 dan sembunyikan pajak, ketahuan tahun 2020 maka dia harus bayar kewajiban pajaknya plus beban bunga," ucap Sri Mulyani.

Wanita yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Indonesia (IAEI) ini menuturkan, besaran sanksi itu diatur dalam UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) yang disahkan beberapa waktu lalu.

Kendati demikian, sanksi administratif lebih ringan dibanding UU PPh sebelumnya. Di beleid lama, sanksi untuk PPh dipotong namun tidak disetor adalah 100 persen, bukan 75 persen.

"Tapi sekarang sanksinya diturunkan dari 100 persen menjadi 75 persen. (PPh tidak disetor) itu jahat karena itu adalah haknya negara maka diberikan sanksi," pungkas Sri Mulyani.

https://money.kompas.com/read/2021/12/18/154000026/sri-mulyani--ada-perusahaan-tak-setor-pph-jahat

Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke