Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Februari 2022 Alami Deflasi 0,02 Persen, Minyak Goreng Satu Harga Penyebabnya

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan BPS di 90 kota pada Februari 2022, deflasi 0,02 persen terlihat dari adanya penurunan IHK dari 108,26 menjadi 108,24.

Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ytd) mencapai 0,54 persen dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (year on year/yoy) sebesar 2,06 persen.

Dia bilang, deflasi disumbang oleh beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga. Salah satu komoditas penyumbangnya adalah komoditas minyak goreng yang ditetapkan satu harga Rp 11.500 oleh pemerintah.

"Jadi (penyumbang) deflasi utama adalah terkait dengan harga komoditas minyak goreng, telur ayam ras, dan daging ayam ras," ucap Setianto dalam konferensi pers, Selasa (1/3/2022).

Setianto menuturkan, tingkat deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar -2,08 persen. Komoditas yang menyebabkan deflasi adalah ikan kurisi dengan andil 0,85 persen, ikan selar 0,40 persen, dan minyak goreng -0,26 persen.

Sementara itu, wilayah penyumbang inflasi tertinggi pada Februari 2022 adalah Kupang, dengan komoditas ikan kembung yang memberi andil 0,17 persen, kangkung 0,15 persem, dan sawi hijau andil 0,10 persen.

Secara tahunan, ada beberapa komoditas yang masih menyumbang inflasi, yakni minyak goreng yang memberi andil terhadap inflasi sebesar 0,20 persen.

"Lalu, rokok kretek, bahan bakar rumah tangga, tarif angkutan udara, dan tarif sewa rumah," ucap Setianto.

Deflasi karena minyak goreng

Dilihat berdasarkan komponen, kelompok penyumbang deflasi terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan komoditas dominan penyumbang deflasi adalah minyak goreng yang memiliki andil 0,11 persen.

Sebagai informasi pemerintah pada awal bulan lalu telah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan HET Minyak Goreng Sawit.

Beleid yang berlaku pada 1 Februari 2022 mewajibkan harga minyak goreng menjadi Rp 11.500 per liter.

Selain minyak goreng, telur ayam ras memiliki andil deflasi 0,10 persen. Penurunan harga telur ayam disebabkan tingginya produksi telur ayam ras sehingga pasokan meningkat dan berdampak pada penurunan harga.

"Begitu juga dengan daging ayam ras, surplus dan permintaan masih normal sehingga harga daging ayam ras turun," beber Setianto.

Sedangkan kelompok penyumbang inflasi pada Februari 2022 adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.

Komoditas penyumbang tertinggi dalam komponen ini adalah kenaikan harga bahan bakar dengan andil 0,02 persen. Asal tahu saja, ada kenaikan harga LPG non subsidi ukuran 5,5 kilogram dan LPG 12 kilogram.

"Selain harga bahan bakar, tarif sewa rumah memberikan andil 0,01 persen (dalam kelompok perumahan air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga)," sebut Setianto.

Inflasi inti naik

Meski terjadi deflasi pada Februari 2022, inflasi inti tercatat sebesar 0,2 persen (mtm). Komoditas dominan penyumbang inflasi adalah tarif sewa rumah, sabun deterjen bubuk dan cair, upah asisten rumah tangga, mobil, dan emas perhiasan.

BPS mencatat, inflasi inti secara tahunan mencapai 2,03 persen (yoy). Angka tersebut merupakan angka inflasi tertinggi sejak September 2020 yang saat itu mencapai 1,86 persen (yoy).

Adapun inflasi harga yang diatur pemerintah (administered price) memberikan andil 0,03 persen, berasal dari kenaikan bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, serta rokok putih. Di sisi lain, komponen harga bergejolak mengalami deflasi dengan andil 0,25 persen.

"Komoditas utamanya adalah minyak goreng, telur ayam ras, daging ayam ras, serta cabai rawit. Itu komoditas yg memberikan andil deflasi sebesar 0,25 persen untuk komponen komoditas harga bergejolak," tandas Setianto.

https://money.kompas.com/read/2022/03/01/120100226/februari-2022-alami-deflasi-0-02-persen-minyak-goreng-satu-harga-penyebabnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke