Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jokowi: Inflasi Indonesia di Bawah Rata-rata ASEAN dan Negara Maju

"Angka (inflasi Juli 2022) ini jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7 persen. Jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9 persen," ujarnya dalam Sidang Tahunan MPR RI di Kompleks DPR-MPR RI, Jakarta, Selasa (16/8/2022).

Selain itu, Jokowi menyebut hingga pertengahan tahun 2022, indikator ekonomi lainnya turut mencetak kinerja yang positif.

Jokowi memaparkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 hingga pertengahan tahun ini mampu surplus Rp 106 triliun.

Surplusnya APBN 2022 membuat pemerintah mampu mengalokasikan subsidi energi untuk bahan bakar minyak (BBM), elpiji, dan listrik sebesar Rp 502 triliun di tahun ini.

"(Subsidi energi Rp 502 triliun diberikan) agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi," kata dia.

Kemudian, Jokowi juga menyebut ekonomi Indonesia tumbuh di angka 5,44 persen pada kuartal II-2022.

Sementara itu, neraca perdagangan juga mencatatkan surplus selama 27 bulan berturut-turut. Jokowi bahkan menyebut neraca perdagangan surplus Rp 364 triliun pada semester I-2022.

"Capaian tersebut patut kita syukuri. Fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik di tengah ekonomi dunia yang sedang bergolak," ucapnya.

Inflasi tertinggi sejak Oktober 2015

Meskipun Presiden Jokowi menyebut inflasi Indonesia masih di bawah negara lain, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi Indonesia semakin tinggi pada Juli 2022, baik secara bulanan (month to month/mtm) maupun secara tahunan (year on year/yoy).

Inflasi Juli 2022 tercatat sebesar 0,64 persen secara bulanan, lebih tinggi dibandingkan periode Juni 2022 yang sebesar 0,61 persen.

Sedangkan secara tahunan sebesar 4,94 persen, lebih tinggi dari Juli 2021 yang sebesar 4,35 persen. Adapun dengan angka inflasi Juli tersebut, maka tingkat inflasi tahun kalender dari Januari ke Juli 2022 tercatat sebesar 3,85 persen.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan realisasi inflasi itu merupakan hasil dari indeks harga konsumen (IHK) yang meningkat menjadi 111,80 pada Juli 2022 dari 111,09 pada Juni 2022.

"Secara yoy inflasi Juli 2022 yang sebesar 4,94 persen, ini merupakan inflasi yang tertinggi sejak Oktober 2015, di mana pada saat itu terjadi inflasi 6,25 persen secara yoy," ujar dia dalam konferensi pers, Senin (1/8/2022).

Indonesia terancam hiperinflasi

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo menyoroti laju inflasi Indonesia yang tinggi, bahkan diperkirakan bisa mencapai 12 persen. Kenaikan inflasi yang ditinggi itu dapat menjadi ancaman bagi perekonomian nasional.

Bamsoet, sapaan akrabnya, menjelaskan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi Indonesia berada di level 4,94 persen per Juli 2022. Pada Agustus 2022 laju inflasi diprediksi akan meningkat pada kisaran 5 persen hingga 6 persen.

Lebih lanjut ia mengatakan, bahkan pada September 2022 Indonesia diprediksi akan menghadapi ancaman hiperinflasi.

"Kita diprediksi akan menghadapi ancaman hiperinflasi, dengan angka inflasi pada kisaran 10 persen hingga 12 persen," ujarnya dalam Sidang Tahunan MPR RI di Kompleks DPR-MPR RI, Jakarta, Selasa (16/8/2022).

https://money.kompas.com/read/2022/08/16/131645626/jokowi-inflasi-indonesia-di-bawah-rata-rata-asean-dan-negara-maju

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke