Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Potensi Bisnisnya 8,1 Miliar Dollar AS, Menkes Ajak Pengusaha Garap Sektor Kesehatan yang Bersifat Preventif

Pasalnya, saat ini pengeluaran rata-rata untuk kesehatan (average health spending) masyarakat Indonesia masih sangat rendah yaitu sebesar 112 dollar AS per kapita per tahun dengan rata-rata usia hidup (average life) masyarakat hanya 72 tahun.

Hal ini mengindikasikan sistem kesehatan di Indonesia masih belum efisien lantaran lebih banyak menerapkan sistem mengobati daripada mencegah. Berbeda dengan Singapura dan Jepang yang sistem kesehatannya sudah efisien karena menerapkan sistem promotif dan preventif.

"Untuk para CEO, penting adalah spending untuk promotif preventif. Will become the trend dari every government spending dan nanti Karena kita akan promote ini ke orang-orang lebih banyak, pasti orang-orang akan mau hidupnya lebih sehat," ujar Menkes Budi saat Kompas100 CEO Forum Ke-13 di The Westin Jakarta, Jumat (25/11/2022).

Dia mencontohkan, jika Indonesia ingin menaikkan average health spending dan average life-nya seperti Malaysia yang average health spendingnya 432 dollar AS per kapita per tahun dan average lifenya 76 tahun, maka Indonesia memiliki potensi bisnis kesehatan sekitar 8,1 miliar dollar AS.

"Kalau saya ngomong ke Ibu Sri Mulyani 8,1 billion dollar AS potential cost so you have to be careful. Kalau saya ngomong ke businessman 8,1 billion dollar AS ini adalah as an opportunity for you to grab. Itu (setara) Rp 1.500 triliun. So it's a great opportunity sebenarnya untuk masuk," tukasnya.

Belum lagi potensi bisnis dari belanja Kementerian Kesehatan yang sekitar Rp 60 triliun-Rp 80 triliun per tahun di mana dari angka tersebut sebesar Rp 47 triliun akan digunakan untuk belanja produk dalam negeri.

"Tahun depan kita mau naikin itu jadi Rp 60 triliun. Tahun 2024 kalau bisa sudah 80-90 persen dari total belanja kita mau dari belanja dalam negeri," kata dia.


Peluang-peluang sektor kesehatan preventif

Dia menjelaskan, peluang bisnis di sektor kesehatan yang dapat diambil para CEO ialah berbagai jenis skrining penyakit yang sederhana seperti skrining kolesterol, skrining gula darah, skrining hipertensi, alat pengukur tekanan darah, hingga pengukuran yang lebih canggih seperti genome sequencing.

"Alat-alat pengukur tekanan darah akan banyak sekali. Itu nanti pasti akan laku. Jadi alat-alat yang bisa ngukur itu nanti akan bagus ke depannya," ucapnya.

Kemudian bisnis produk multivitamin dan obat pengontrol penyakit hingga produksi vaksin juga dapat menjadi potensi bisnis di Indonesia.

Sementara dari sisi asuransi kesehatan juga dapat menangkap peluang ini dengan menawarkan produk asuransi yang bersifat promotif dan preventif. Bahkan saat ini BPJS Kesehatan sudah menyediakan 14 skrining penyakit gratis untuk penggunanya.

Selain itu, dari sisi pendidikan kesehatan seperti sekolah keperawatan dan kedokteran juga dibutuhkan di Indonesia. Pasalnya, ada banyak penyakit yang membutuhkan tenaga perawat yang berbeda-beda.

"Pendidikan dokter dan pendidikan perawat kita butuh, that also be good business opportunity. Kita masih kekurangan ribuan dokter, ribuan perawat. Tapi yang spesifik ya yang butuh, misalnya untuk operasi pasang ring, itu perawatannya beda. Operasi kemoterapi itu perawatnya beda. Itu kita sekolah-sekolahnya pasti akan dibutuhkan," jelasnya.

Potensi bisnis lainnya berupa teknologi kesehatan yang potensinya tidak kalah besar dari bisnis-bisnis yang sudah disebutkan sebelumnya. Sebab dengan bantuan teknologi, pendeteksian penyakit akan lebih mudah dilakukan.

"Mudah-mudahan nanti kedepannya akan banyak, kalau sekarang saya lihat banyak unicorn-unicorn di sisi information technology, I wish nanti ada di unicorn in health technology atau bio technology in the near future," tuturnya.

https://money.kompas.com/read/2022/11/26/100000126/potensi-bisnisnya-8-1-miliar-dollar-as-menkes-ajak-pengusaha-garap-sektor

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke