Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengembangkan Penerbangan Nasional dengan Memperbaiki Network

Itu artinya sudah hampir 65 persen jika dibandingkan dengan jumlah pergerakan penumpang pesawat sebelum pandemi Covid-19 pada 2019 lalu.

Tentu saja ini sangat menggembirakan karena tanda-tanda penerbangan nasional kita mulai pulih sudah mulai terlihat jelas.

Kita berharap sampai akhir 2022, setidaknya jumlah pergerakan penumpang pesawat sudah sama dengan sebelum pandemi atau bahkan kalau bisa melebihi.

Memang peluang itu sangat terbuka. Bahkan Director of International Sales, Boeing Commercial Airplanes, Samir Belyamani menyatakan bahwa jumlah penumpang pesawat di Indonesia diperkirakan akan melampaui kebutuhan masa pra-pandemi dalam beberapa tahun ke depan seiring dengan pasar domestik regional Asia Tenggara yang terus tumbuh.

Indonesia merupakan pasar terbesar bagi penerbangan di kawasan Asean. Mengingat hal tersebut, ada baiknya semua stakeholder penerbangan di Indonesia juga mempersiapkan diri sehingga pada saat nanti permintaan akan penerbangan di Indonesia meningkat tajam, kita tidak lagi kaget dan dapat melayani penumpang dengan baik, yaitu selamat, aman dan nyaman.

Terkait dengan hal itu, kami di Asosiasi Maskapai Penerbangan Sipil Nasional Indonesia (INACA) pada tanggal 7 Desember lalu bekerjasama dengan Boeing mengadakan seminar sehari dengan tema “Indonesia Aviation Network Recovery & Expansion”.

Seminar ini bertujuan meningkatkan kapasitas penerbangan secara efektif dan efisien agar dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.

Seminarnya terbuka untuk umum dan dihadiri oleh para CEO dan direktur maskapai terutama yang membidangi jaringan (network), stakeholder aviasi, praktisi aviasi, serta para akademisi.

Network planning

Mengutip apa yang dikatakan Samir Belyamani, untuk menyambut pertumbuhan penerbangan nasional di beberapa tahun mendatang, diperlukan dialog antarstakeholder di seluruh industri penerbangan dengan berfokus pada pemulihan perjalanan udara dan perencanaan jaringan penerbangan (network planning).

Network planning ini membutuhkan peran serta masing-masing stakeholder yang sangat besar, yaitu Kementerian Perhubungan sebagai regulator yang mengatur dan mengawasi, maskapai yang menjalani network penerbangan, bandara sebagai simpul penerbangan dan Airnav pengatur lalu lintas penerbangan.

Menurut Kepala Laboratorium Sistem Transportasi Udara ITB Profesor Mahardi Sadono, yang menjadi salah satu pembicara pada seminar ini, jaringan penerbangan pada dasarnya dibentuk oleh rute penerbangan maskapai dan bandara dengan fasilitas dan kemampuannya untuk melayani penerbangan.

Jaringan penerbangan yang baik adalah jaringan penerbangan yang menghubungkan semua bandara dan beroperasi secara efisien, yaitu dengan biaya minimum.

Jadi jelas bahwa kerjasama antar stakeholder bidang penerbangan sangat diperlukan untuk keberhasilan pembuatan dan pengoperasian jaringan penerbangan.

Dengan kerjasama yang baik, maka jaringan penerbangan akan berjalan efisien dengan biaya minimum. Hal ini pastinya juga akan berdampak pada pengurangan biaya operasional maskapai.

Di sisi lain, pelayanan pada penumpang juga pasti akan meningkat karena jaringan penerbangan akan menghubungkan semua bandara.

Penumpang dapat terbang ke bandara manapun sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya karena semua bandara sudah terhubung dengan jaringan tersebut.

Penataan Hub-Sub hub

Perencanaan jaringan penerbangan yang lebih baik tentu tidak bisa lepas dari konsep jaringan hub and spoke (pusat dan jari-jari) yang selama ini sudah dipakai oleh penerbangan Indonesia.

Hub and spoke secara garis besar dapat digambarkan begini, yaitu adanya rute-rute utama yang sangat padat (hub), misalnya, Jakarta-Surabaya.

Dan kemudian dari rute tersebut dikembangkan lagi ke rute-rute yang kurang atau tidak padat (spoke), misalnya, Surabaya-Sumenep (Madura).

Pola hub and spoke ini selain berkaitan dengan jaringan rute penerbangan maskapai, juga berkaitan dengan bandara yang melayaninya.

Mengutip Profesor Mahardi Sadono, bandara hub adalah bandara yang berfungsi sebagai titik pusat pergerakan dari pesawat yang datang ke pesawat yang berangkat, misalnya Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Juanda.

Di Indonesia saat ini terdapat lima bandara hub, yaitu Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Bandara Kualanamu Medan, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Ngurah Rai Bali, dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.

Lima bandara ini pula yang diajukan dalam konsep kerjasama jaringan penerbangan antarnegara Asean, yaitu Asean Open Sky. Dengan demikian, lima bandara tersebut selain menjadi hub nasional juga menjadi hub regional-internasional.

Selain lima bandara hub itu, Indonesia juga mempunyai 22 bandara sub-hub, 9 bandara tersier dan 214 bandara feeder.

Pada rapat kabinet 6 Agustus 2020 lalu, Presiden Joko Widodo menyatakan ada tiga bandara sub-hub yang dinaikan menjadi bandara hub, yaitu Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan dan Bandara Sam Ratulangi Manado.

Lalu lintas penerbangan dan fasilitas di tiga bandara tersebut sudah mumpuni untuk menjadi bandara hub. Selain itu, potensinya juga sangat besar baik untuk penumpang dan kargo.

Dengan adanya penambahan 3 bandara sebagai hub itu, memang diperlukan penataan ulang jaringan hub and spoke yang selama ini bertumpu pada 5 bandara hub.

Penataan tersebut diharapkan dapat lebih melancarkan konektivitas penumpang dan distribusi kargo di wilayah-wilayah yang dilayani.

Dengan demikian disparitas harga barang di daerah akan lebih dapat ditekan dan mempercepat bangkitnya perekonomian di daerah-daerah yang dilayani.

Kita berharap dengan perbaikan jaringan penerbangan nasional akan dapat membuat penerbangan nasional cepat pulih kembali setelah dihantam pandemi Covid-19.

Karena dengan penerbangan nasional yang tumbuh dan berkelanjutan, akan dapat memengaruhi percepatan bangkitnya perekonomian nasional Indonesia.

https://money.kompas.com/read/2022/12/10/162538626/mengembangkan-penerbangan-nasional-dengan-memperbaiki-network

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke