Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menanti Angka Pertumbuhan Ekonomi 2022, Saat Pemerintah Optimistis Bisa 5,3 Persen

Pemerintah, dalam berbagai kesempatan memperkirakan ekonomi sepanjang 2022 mampu tumbuh hingga 5,3 persen di sepanjang 2022.

Kinerja itu didorong optimisme pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2022 bisa di atas 5 persen, melanjutkan kinerja ekonomi di tiga kuartal sebelumnya.

Pada kuartal I-2022 diketahui pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen, lalu di kuartal II-2022 tumbuh sebesar 5,44 persen, serta di kuartal III-2022 tercatat tumbuh sebesar 5,72 persen.

"Tahun 2022 ini ditutup dengan sangat baik, dari sisi ekonomi pertumbuhan ekonomi kita di atas 5 persen atau sebesar 5,72 persen (kuartal III). Dan di kuartal IV pertumbuhan ekonomi akan tetap kuat di atas 5 persen,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam CEO Banking Forum, Senin (9/1/2023) lalu.

Melalui keterangan tertulisnya pada akhir tahun lalu, bendahara negara itu mengakui, kinerja ekonomi di kuartal IV-2022 mungkin tak akan setinggi kuartal sebelumnya karena mempertimbangkan siklus perekonomian yang biasanya melambat di akhir tahun serta high base-effect di kuartal IV-2021.

Kendati begitu, secara keseluruhan tahun diyakini pertummbuhan ekonomi akan mencapai 5,3 persen. Menurutnya, permintaan domestik masih terjaga di sepanjang 2022, terutama di akhir tahun, sehingga akan menopang kinerja ekonomi Indonesia untuk tetap tumbuh positif.

"Secara keseluruhan tahun 2022, Kementerian Keuangan memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 5 persen-5,3 persen," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (9/11/2022) lalu.

Proyeksi BI dan Bank Dunia

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 4,5-5,3 persen pada 2022. Perkiraan tersebut dengan mempertimbangkan solidnya pertumbuhan ekonomi seiring dengan semakin membaiknya permintaan domestik dan tetap positifnya kinerja ekspor.

“Pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan tetap bias ke atas dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5-5,3 persen,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (22/9/2022) lalu.

Sementara itu, dari sisi lembaga inetrnasional, seperti World Bank (Bank Dunia) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 akan sebesar 5,2 persen, lebih tinggi dari proyeksi Bank Dunia pada Juni lalu sebesar 5,1 persen.

Bank Dunia menilai, meskipun terjadi perlambatan global, Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang kuat pada 2022 berkat meningkatnya harga-harga komoditas dan pembukaan kembali ekonomi.

Proyeksi ekonom

Di sisi lain, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 akan berkisar 5,18-5,2 persen, atau tepatnya bisa mencapai 5,19 persen.

Proyeksi itu mempertimbangkan kinerja ekonomi di tiga kuartal tahun lalu yang terjaga di atas 5 persen. Namun, pada kuartal IV-2022 diperkirakan cenderung melemah dengan tumbuh di kisaran 4,51-461 persen, atau dengan titik tengah di 4,56 persen.

"Perekonomian masih akan tumbuh pada wilayah positif di 4,56 persen pada pada kuartal IV-2022, kisaran perkiraan dari 4,51-4,61 persen, membuat estimasi sepanjang 2022 tumbuh 5,19 persen, kisaran estimasi 5,18-5,20 persen," ungkap Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky dalam analisisnya, Jumat (3/1/2023).

Ia mengatakan, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun lalu akan dipengaruhi sejumlah faktor. Utamanya gejolak ekonomi global, mulai dari ketegangan geopolitik, kenaikan harga pangan dan energi, lonjakan inflasi.

Teuku mengakui, meski ada sejumlah tekanan dari global, Indonesia telah mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang positif di tiga kuartal 2022. Namun, di tiga bulan terakhir 2022, Indonesia masih menghadapi ancaman tingginya inflasi serta tren penurunan harga komoditas sehingga mempengaruhi kinerja ekonomi di kuartal IV-2022.

"Indonesia mungkin tidak akan tumbuh di atas 5 persen pada kuartal IV-2022 karena menghilangnya low-base effect dan harga komoditas yang lebih rendah pada akhir tahun 2022," ungkapnya.

Begitu pula dengan Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2022 hanya akan sebesar 4,8 persen, melambat dibandingkan kuartal sebelumnya.

Ia mengatakan, meskipun pada kuartal IV-2022 secara musiman konsumsi akan cenderung kuat, namun diperkirakan ada dampak kenaikan BBM pada September 2022 lalu yang berpengaruh dan menekan konsumsi.

Pada sisi investasi, beberapa indikator seperti pertumbuhan penjualan tahunan kendaraan komersial, alat berat dan semen domestik juga tercatat lebih lambat. Selain itu, meskipun masih dalam level ekspansif pada tiga bulan terakhir 2022, PMI Manufaktur Indonesia tercatat mengalami perlambatan.

"Secara keseluruhan tahun 2022, pertumbuhan ekonomi diperkirakan berkisar 5,25 persen," kata Josua kepada Kompas.com dikutip Senin (6/1/2023).

https://money.kompas.com/read/2023/02/06/090910726/menanti-angka-pertumbuhan-ekonomi-2022-saat-pemerintah-optimistis-bisa-53

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke