Ia menjelaskan, yang menjadi inti dari digitalisasi adalah konektivitas. Namun begitu, digitalisasi juga perlu dibarengi dengan peningkatan keamanan oleh pelakunya.
"Kadang hidup private lebih aman ketimbang gaya hidup yang sedikit-sedikit di-share," kata dia di Jakarta, Kamis (19/10/2023).
Ia menilai setiap orang yang membagikan aktivitas di media sosial harus penuh kesadaran akan keamanan data.
Apalagi hal tersebut berkaitan dengan membagikan sesuatu yang menjadi data pribadi dalam transaksi keuangan misalnya nomor kartu, PIN, dan password.
Selain itu, anak-anak muda yang lebih melek dengan aktivitas digital pada dasarnya memiliki keinginan untuk terus terkoneksi dengan teman-temannya.
"Circle ini yang menjadi satu penjagaan kita bergaul dengan orang yang baik, tidak boros, tidak fake wealth, yang produktif sehingga menjaga perilaku kita juga lebih baik secara digital," terang dia.
Dengan begitu, Greget berharap anak muda juga terliterasi dengan pengetahuan terkait penipuan siber dan semacamnya.
Legalitas mengacu pada entitas keuangan yang telah diawasi oleh regulator misalnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Sedangkan kelogisan berkaitan dengan penawaran yang diberikan lembaga jasa keuangan logis atau tidak.
"Jadi akalnya kita pakai. Misalnya investasi, ini kok return-nya sebulan 300 persen gitu," tandas dia.
https://money.kompas.com/read/2023/10/19/151746926/transaksi-serba-digital-jangan-abai-soal-keamanan