Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fintech Korsel Aizen Perkenalkan Layanan AI untuk Dorong Pembiayaan EV di Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar kendaraan listrik di Indonesia diprediksi tumbuh eksponensial mencapai 20 miliar dollar AS oada 2030, berdasar riset Electric Mobility Ecosystem Association (AEML) dan AC Ventures. Hal ini membuat startup layanan finansial asal Korea Selatan (Korsel) Aizen tertarik menggarap pasar kredit electronic vehicle (EV) atau kendaraan listrik di Indonesia.

Untuk itu, Aizen memperkenalkan layanan keuangan berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk memasok kredit ke pasar EV Indonesia yang sedang berkembang. Dengan layanan ini, lembaga pembiayaan, ecomerce hingga bank penyedia kredit akan terbantu dengan data yang tersedia.

Damien Ngai, Country Director Aizen Indonesia mengatakan, pada intinya Aizen adalah perusahaan AI dan menyediakan solusi AI untuk lembaga keuangan. Untuk Indonesia, Aizen memperkenalkan CreditConnect untuk membantu permasalahan penyaluran kredit EV secara tepat dan cepat.

"Aizen berkomitmen untuk memperluas ekosistem EV Indonesia, memajukan model inovasi keuangan. Dengan memasok layanan keuangan penting ke basis pelanggan yang luas yang ingin beralih ke mobil dan sepeda listrik, Aizen bertujuan untuk memfasilitasi kelancaran akses ke dana yang dibutuhkan," kata Damien melalui keterangannya, Senin (30/10/2023).

"Dengan memperkenalkan layanan keuangan berbasis AI yang mempercepat pengambilan keputusan kredit di pasar EV Indonesia, Aizen ingin berkontribusi pada Greener Finance," lanjutnya.

Pasar EV Indonesia

Damien mengatakan, Asia Tenggara jadi fokus utama pasar Aizen Sementara Indonesia ditarget akan memberikan kontribusi terbesar. Hal ini sebab menurut hasil sebuah riset, pengembangan ekosistem kendaraan listrik dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,8 persen pada 2028.

Menurut dia, dengan dukungan pemerintah seperti subsidi dan kebijakan, perusahaan-perusahaan besar yang berkomitmen terhadap mandat ESG, dan juga meningkatkan literasi tentang EV, pihaknya percaya 2024 akan menjadi tahun yang besar bagi pasar EV Indonesia.

Untuk itu, di Indonesia, Aizen berfokus pada pembiayaan kendaraan listrik roda dua atau motor listrik. Aizen menilai, adopsi motor listrik ini akan menjadi gelombang pertama adopsi massal kendaraan listrik di RI.

"Dengan bermitra dengan perusahaan e-mobilitas dan logistik, kami berharap dapat memberikan pembiayaan yang terjangkau bagi para pengendara untuk memiliki kendaraan listrik dan meningkatkan tingkat adopsi kendaraan listrik," kata Damien.

Ia menambahkan, saat ini kami bekerja sama dengan dua mitra perbankan di Korea yang memiliki kehadiran lokal di RI, yakni Sunindo Kookmin Best Finance dan Woori Finance. Jumlah bank bisa bertambah ketika mitra lokal Aizen juga bertambah.

Aizen juga bekerja sama dengan perjanjian kemitraan dengan Grab dan Lazada.

Damien memberikan gambaran, bagaimana miripnya pasar kendaraan roda dua di Vietnam dengan di Indonesia. Sementara akses pembiayaan kendaraan listrik di kedua negara juga kurang.

"Sama halnya dengan Indonesia, merek-merek kendaraan listrik roda dua yang baru di Vietnam, meskipun masih kecil dibandingkan dengan ukuran pasar, mulai mengambil pangsa pasar dari kekuatan tradisional seperti merek Jepang," katanya.

Dengan demikian, lembaga keuangan sekarang harus menangani jenis kendaraan baru ini dengan komponen yang berbeda seperti baterai, dan produsen EV lokal yang sedang naik daun dengan metode penilaian dan manajemen portofolio yang berbeda.

"Di sinilah Aizen hadir untuk memberikan solusi kepada lembaga pembiayaan," tambahnya.


Hambatan pembiayaan motor listrik di Indonesia

Data Aizen, hambatan untuk masuk ke pasar mobil listrik jauh lebih rendah dibandingkan dengan ICE (mesin pembakaran internal) tradisional.

Sehingga Aizen melihat banyak merek mobil baru seperti BYD, Vinfast, dan bahkan merek lokal seperti Smoot dan Alva. Keandalan kendaraan-kendaraan ini masih harus diuji, sementara model-model baru dengan cepat diperkenalkan ke pasar.

"Sebagian besar nilai EV juga terkait dengan baterai, dengan mudahnya sekitar 50 persen dari biaya keseluruhan kendaraan dapat berupa baterai saja," kata Damien.

Tidak hanya di Indonesia, namun di seluruh dunia, bank masih dalam tahap belajar untuk memahami kendaraan listrik. "Oleh karena itu, premi risiko yang lebih tinggi dibebankan di atas setiap pinjaman, yang perlu diturunkan agar semua pihak dapat melihat pertumbuhan eksponensial," lanjutnya.

EV dan tujuan keberlanjutan di RI

Damien mengatakan, pihaknya selain berkomitmen pada greener finance, juga berharap dengan upayanya di Indonesia bisa mengambil bagian memerangi perubahan iklim.

"Yang kami lakukan adalah menyelaraskan diri dengan tujuan keberlanjutan pemerintah, perusahaan, dan lembaga keuangan untuk melihat bagaimana cara terbaik untuk membantu mereka mencapai tujuan adopsi kendaraan listrik tersebut," kata Damien.

Menurut dia, tidak ada satu solusi yang cocok untuk semua pihak, dan Aizen melakukan yang terbaik untuk memenuhi setiap segmen pasar. "Kami berharap dapat mendukung para pemain EV lokal untuk meningkatkan skala dengan menghubungkan mereka ke sumber pendanaan, sekaligus memastikan para pemain tradisional tidak tertinggal," pungkasnya.

Sebagai informasi, Aizen adalah perusahaan fintech AI dari Korea Selatan, yang membantu menghubungkan data data (seperti e-commerce, emobilitas, telemedicine, EV, dll) ke lembaga keuangan.

Di pasar lain seperti Korea Selatan dan Vietnam, Aizen fokus pada pasar mobil listrik dan e-commerce. Namun di Indonesia, Aizen hanya fokus pada pasar EV.

https://money.kompas.com/read/2023/10/30/215553526/fintech-korsel-aizen-perkenalkan-layanan-ai-untuk-dorong-pembiayaan-ev-di

Terkini Lainnya

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

Whats New
Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Stok Beras Pemerintah Capai 1,85 Juta Ton

Whats New
Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Fokus Starlink, Elon Musk Sebut Ada Kemungkinan Investasi Lainnya di Indonesia

Whats New
Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Lahan Kering di RI Besar, Berpotensi Jadi Hutan Tanaman Energi Penghasil Biomassa

Whats New
Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Riset IOH dan Twimbit Soroti Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI Lewat Teknologi AI

Whats New
Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Cara Cek Penerima Bansos 2024 di DTKS Kemensos

Whats New
IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

IHSG Melemah 50,5 Poin, Rupiah Turun ke Level Rp 15.978

Whats New
Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Dari Hulu ke Hilir, Begini Upaya HM Sampoerna Kembangkan SDM di Indonesia

Whats New
Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Disebut Jadi Penyebab Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Ini Penjelasan Kemenperin

Whats New
Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Perbankan Antisipasi Kenaikan Kredit Macet Imbas Pencabutan Relaksasi Restrukturisasi Covid-19

Whats New
KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke