Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bulog Curhat Kesulitan Impor Beras, Sudah Kontrak tapi Dibatalkan

Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengatakan beberapa negara sudah menandatangi kontrak, namun dalam perjalanannya perjanjian tersebut dibatalkan.

"Enggak gampang dapat beras (Impor) karena ini banyak yang menawarkan tapi banyak juga diperjalanan membatalkan. Jadi maksudnya sudah dapat kontrak mereka batal," ujarnya dalam diskusi bertajuk Pelayanan Publik dan Kebijakan Perberasan Menjelang Pemilu 2024 di Kantor Ombudsman, Jakarta Selatan, Jumat (17/11/2023)

Febby mengatakan, kesulitan impor beras tersebut terjadi menyusul negara-negara Eropa mulai beralih menggunakan beras sejak kebutuhan gandum terganggu akibat perang Rusia dan Ukraina.

Ia mengatakan hal itu membuat kebutuhan beras negara-negara Eropa menjadi tinggi.

"Eropa belinya (beras dengan harga) lebih tinggi dari kita. Jangan jauh-jauh, kita bicara saja Filipina. Dia bisa membeli beras lebih tinggi dari kita," ujarnya.

"Sekarang kita (Kerja sama) dengan Vietnam lagi tinggi, kemarin kita masuk dari Thailand, dari Pakistan. Kalau Kamboja sedikit banget paling 5.000-10.000 ton. Yang bisa masuk dari Thailand sekarang, mudah-mudahan awal tahun Vietnam panen bisa juga dapat," ucap dia.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengatakan, pemerintah berencana untuk kembali mengimpor 2 juta ton beras pada 2024.

"Jangan dikatakan pasti impor, untuk jamin keamanan Bulog dikasih penugasan seperti tahun ini, untuk tahun depan, yaitu mengimpor 2 juta ton beras," kata Buwas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (12/10/2023).

Buwas mengatakan, pemerintah terus mengikuti perkembangan produksi petani dan cuaca. Ia mengatakan, pemerintah tak ingin mengambil risiko jika stok beras semakin menipis untuk tahun depan.

"Tapi kita enggak mau ambil risiko. Manakala memang prediksinya kurang ya kita datangkan (beras impor) sesuai kekurangannya itu," ujarnya.

Lebih lanjut, Buwas mengatakan, kuota impor beras tersebut perlu dihitung agar beras yang didatangkan ke Indonesia tidak disimpan terlalu lama dan berkualitas saat disalurkan kepada masyarakat.

"Kalau beras ini kita simpan terlalu lama, maka cost-nya tinggi," ucap dia.

https://money.kompas.com/read/2023/11/17/181500926/bulog-curhat-kesulitan-impor-beras-sudah-kontrak-tapi-dibatalkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke